Rabu, 27 April 2022 13:23 WIB

Erick Thohir Perkirakan Titik Normal Bisnis Penerbangan Terjadi 6-8 Bulan Mendatang

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi. (foto isitimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperkirakan titik normal bisnis sektor penerbangan dalam negeri akan terjadi dalam kurun waktu 6-8 bulan mendatang.

Saat ini, proses pemulihan penerbangan sudah berlangsung dengan adanya mudik lebaran 2022. Erick mencatat, titik normal bisnis penerbangan di Tanah Air ditandai dengan beroperasinya 400 armada pesawat . Saat ini tercatat baru 200 pesawat yang dioperasikan sejumlah maskapai penerbangan.

"Sekarang mulai kembali normal di banyak negara, termasuk di Indonesia mungkin 6 bulan lagi, tentu alternatif dari penerbangan maksudnya perjalanan dinas melalui penerbangan maupun wisata, tentu akan menuju titik normal dalam waktu yang mungkin 6-8 bulan lebih," ungkap Erick saat ditemui di kawasan GBK, Jakarta, Rabu (27/4/2022).

Erick menyebut salah satu pemulihan industri bisnis yang menjadi konsentrasi pemerintah adalah penerbangan. Upaya ini lantaran bisnis penerbangan cukup terdampak selama pandemi Covid-19.

Tercatat, banyak sektor transportasi termasuk transportasi udara menghadapi turbulensi yang tidak pernah dihadapi sebelumnya. Kondisi pandemi yang pernah memburuk sehingga mengakibatkan penerapan PPKM Darurat, kemudian dilanjutkan PPKM Level 3 dan 4 menimbulkan tanda tanya besar, mampukah industri penerbangan dalam negeri bisa bertahan?

Kasus adalah terpuruknya keuangan PT Garuda Indonesia Tbk,. Struktur keuangan emiten dengan kode saham GIAA ini memang berdarah-darah lantaran pendapatan dan pengeluaran tidak seimbang. Kondisi ini diperparah dengan total utang yang mencapai Rp 139 triliun.

Lalu, maskapai Sriwijaya Air yang juga sempat terpuruk ketika pecah kongsi dengan Garuda Indonesia sehingga akhirnya terpaksa melakukan PHK terhadap pekerjanya. Belum lagi Sriwijaya Air yang sebelumnya sempat mengalami insiden kecelakaan, tentunya menambah kerugian luar biasa bagi maskapai ini.

Covid-19 telah memberikan banyak pukulan telak terhadap industri penerbangan tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh dunia. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memprediksi arus kas industri penerbangan akan tetap negatif selama tahun 2021 dengan potensi cash burn hingga USD75 miliar.(kah)


0 Komentar