Senin, 25 April 2022 13:50 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan Indonesia harus memiliki satelit bencana agar peringatan dini tersebar hingga pelosok.
Informasi peringatan dini akan lumpuh jika masyarakat tidak menerima informasi. "Jadi tangannya ada berlevel-level, tantangan pertama adalah memastikan peringatan ini diterima oleh masyarakat di lokasi yang mengalami bencana," katanya saat dialog Menuju Puncak Peringatan HKB Tahun 2022 secara virtual, Senin (25/4/2022).
"Contohnya kami mengeluarkan peringatan dini informasi, menurut undang-undang dan peraturan presiden langsung seketika otomatis masuk ke mesinnya Pemerintah Daerah, yang juga mesinnya BNPB, jadi server ya, ke pemerintah daerah, ke BNPB, juga ke TNI dan Polri," kata Dwikorita.
Pihak yang meneruskan informasi peringatan dini bencana ke masyarakat adalah pemerintah daerah. Meski BMKG mengirimkan peringatan dini tapi informasi tidak sampai ke masyarakat di lokasi calon bencana maka korban juga akan berjatuhan.
"Apabila di daerah sistemnya tidak berjalan karena berbagai hal sehingga masyarakat di lokasi calon bencana tidak menerima, itu korban juga akan berjatuhan, itu sudah terjadi, pernah terjadi," kata Dwikorita.
Oleh karena itu, kata Dwikorita, tantangannya adalah bagaimana memastikan pemerintah daerah selama 24 jam setiap hari menerima informasi peringatan dini bencana. "Kalau DIY (Yogyakarta) saya sudah tahu, DIY jempol lah ya, Sleman termasuk juga jempol ya. Tapi Indonesia itu kan luas ya. Jadi itu kadang-kadang tidak ada yang menjaga atau sistem itu lumpuh karena kena gempa, sehingga roboh ya, sinyal tidak ada, sehingga informasi tidak bisa diterima," ungkap Dwikorita yang juga hadir langsung di Kantor Bupati Sleman.
Dwikorita mendorong agar ada satelit bencana khusus agar informasi peringatan dini bencana bisa diterima hingga ke pelosok. "Sehingga ini mohon dukungan Bapak Kepala BNPB, sepertinya kita harus memiliki sistem yang khusus untuk bencana dengan satelit atau satelit bencana. Ini saya rasa BNPB bisa memimpin di situ, satelit untuk bencana untuk menjaga agar informasi dari BMKG, dari Badan Geologi yang sudah dikirimkan bisa tersebar sampai ke pelosok. Kalau sekarang kadang-kadang ada hambatan-hambatan jaringan komunikasi," katanya.(mir)