SUKABUMI, Tigapilarnews.com-Pelaku industri logam Sukabumi menyambut baik rencana pengadaan belanja Negara yang dikhususkan untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang besarannya mencapai kurang lebih 400 triliun per tahun.
Bila hal tersebut bisa terealisir, pelaku industri logam Sukabumi ingin dilibatkan secara aktif dalam pengadaan tersebut. Hal tersebut disampaikan salah seorang pengusaha industri logam putra Sukabumi, Ayep Zaki, dalam sebuah diskusi dengan para pelaku industri logam Sukabumi, di Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (3/3).
"Industri logam nasional termasuk juga industri logam di Sukabumi, tidak mengalami kenaikan signifikan karena imbas pandemi Covid-19. Maka jika pemerintah tahun ini menganggarkan kurang lebih mencapai 400 trilyun untuk pengadaan belanja Negara, tentu menjadi kabar yang menggembirakan. Dan yang juga penting, kami sebagai pelaku industri logam dari Sukabumi agar bisa dilibatkan dalam pengadaan tersebut," terang Ayep Zaki.
Anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini menerangkan, industri logam memiliki peran penting terhadap pengembangan industri nasional, karena logam merupakan bahan baku utama yang dapat menunjang dan menopang berbagai sektor industri lainnya.
"Maka adanya program belanja negara yang kurang lebih mencapai 400 triliun per tahun, akan dibelanjakan kepada UKM 90% harus dari lokal, dan 10% nya boleh impor, ini sangat baik," kata Ayep.
Maka sekarang ini, tegas Ayep, bisa menjadi momentum penting untuk kembali menata dan membangkitkan gairah industri logam di Sukabumi Raya. Selain itu, bisa sekaligus menjalankan program menata kebaikan untuk kepentingan bangsa.
Dijelaskan Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Kabupaten Sukabumi ini, para pelaku usaha industri logam, khususnya Sukabumi Raya memang membutuhkan kreatifitas dan inovasi agar dapat bertahan dalam berbagai kondisi, termasuk pandemi Covid-19.
"Masalah yang kerap saya temui di industri logam di Sukabumi ini antara lain mengenai akses pasar, hubungan dan komunikasi dengan pihak-pihak terkait termasuk pemerintah. Menurut saya agak aneh, jika ada perusahaan yang ikut tender pengadaan industri logam tapi mereka tidak punya perusahaan industri logam dan tidak punya karyawannya, tapi memenangkan tender," papar Ayep Zaki.
Ayep juga mencontohkan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki program pengadaan barang sangat besar. Sebagian dari pengadaan itu dikerjakan oleh industri logam Sukabumi. Tapi industri logam Sukabumi tidak mendapatkan Surat Perintah Kerja (SPK) secara langsung dari PLN. Ini diduga ada perantara atau makelar.
"Ini yang ingin kita perjuangan. Artinya pelaku-pelaku industri logam di Sukabumi harus diberi ruang untuk bersama-sama masuk dalam pengadaan-pengadaan. Baik nanti dari PLN ataupun BUMN BUMN lain. Ini harus dilakukan secara transparan dan terbuka," tukas Ayep.
Ayep menerangkan, selaku pelaku industri logam yang sudah berpengalaman selama tiga dasawarsa, mengaku sangat paham betapa susahnya industri logam Sukabumi mendapatkan SPK secara langsung dari PLN atapun BUMN lain.
"Maka saya berharap, BUMN BUMN ini atau perusahaan-perusahaan besar lainnya, bisa menjadi induk semang industri Sukabumi, khususnya industri logam. Berikanlah porsi yang cukup agar industri logam dalam negeri kembali bergairah," harap Ayep.
Dijelaskan Ayep Zaki, industri logam di Sukabumi sudah berlangsung sangat lama, bahkan sudah ratusan tahun yang lalu. Sampai sekarang masih tegak berdiri. Sudah seharusnya industri logam Sukabumi mampu memproduksi kebutuhan pasokan peralatan pertanian, pertahanan keamanan dan sebaginya.
"Tapi di sisi lain, kualitas sumber daya manusianya juga perlu dipersiapkan dengan matang melalui penyelenggaraan pelatihan agar kompeten dan terampil di bidang logam," tegas Ayep.
Bila hal itu bisa lakukan dengan baik, lanjut Ayep, harapannya tentu industri logam Sukabumi bisa bersaing dengan pasar international dan bisa menjadi kebanggaan masyarakat. Bahkan usaha industri logam Sukabumi bisa menjadi usaha unggulan di samping sisi pertanian.
"Komitmen saya sebagai kader NasDem adalah menata kebaikan untuk bangsa Indonesia melalui peningkatan produktifitas di bidang industri logam yang pernah berjaya di tahun 80-an termasuk pertanian. Selain itu saya akan terus mengarahkan generasi muda untuk ikut bergabung memberikan solusi solusi cemerlang dalam memajukan sektor industri logam" tutup Ayep Zaki.
Para pelaku industri logam yang turut hadir dalam diskusi tersebut antara lain pelaku industri logam Sukabumi Uwoh Saepuloh, Penyelenggara Pelatihan Industri Logam Kementerian Perindustrian Isan Hermawan, Perwakilan generasi muda yang menggeluti industri logam dan pertanian M. Gulam Zakia dan Suhendar, serta pelaksana industri logam Sukabumi sejak tahun 1980 Uce Budiman.(row)