Selasa, 01 Maret 2022 13:27 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mewaspadai, risiko bencana alam , mengingat posisi Indonesia yang berada di area cincin api Pasifik.
Sebagai bentuk persiapan penanggulangan bencana yang komprehensif dan memadai dari segi pendanaan, pemerintah telah menyiapkan dana cadangan bencana. "Negara kita terletak pada area cincin api Pasifik, apa artinya? Kita memiliki risiko bencana cukup tinggi dan tidak dapat diprediksi. Terjadinya bencana sendiri menimbulkan dampak kerugian tidak hanya dari sisi kemanusiaan, namun juga perekonomian," ujar Sri dalam akun Instagramnya @smindrawati di Jakarta, Selasa (1/3/2022).
Diterangkan Sri Mulyani bahwa setiap tahun APBN mengalokasikan Dana Siap Pakai yang digunakan untuk kebutuhan tanggap darurat pada saat terjadinya bencana. Pada tahun 2021 dana APBN tersebut mencapai Rp3,9 Triliun. "APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) juga memberikan hibah kepada Daerah melalui Hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana yang telah tersalurkan sebesar Rp9,71 Triliun sepanjang 2015 - 2021 kepada 387 pemerintah daerah," ungkap Sri.
Dia mengatakan, bahwa penting diketahui bahwa tahun lalu pemerintah menyiapkan langkah terobosan dengan penyiapan Pooling Fund Bencana (PFB) sebagai sentral strategi pendanaan risiko bencana. Sumber pendanaan PFB dicadangkan dari APBN, APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), dan sumber lain yang sah dan bertujuan untuk mendanai penanggulangan bencana sekaligus mengurangi risiko bencana.
"Menurut perhitungan @worldbank, setiap USD1 PFB yang digunakan untuk kegiatan pengurangan risiko bencana akan menghemat biaya penanggulangan bencana sebesar USD4-USD7," tambahnya.
Dia meyakini, melalui kerja sama yang solid antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan seluruh pihak terkait, Indonesia bisa segera pulih dan bangkit kembali dalam menghadapi tantangan bencana alam yang menerpa. "Kami harap agar Pemerintah Daerah semakin aktif berpartisipasi dalam pendanaan dan penanganan bencana ini. No one is safe until everyone is safe," pungkasnya.(mir)