Senin, 22 November 2021 12:10 WIB

Azyumardi: Banyak Mubaligh yang Suka Menakut-nakuti Umat dalam Berdakwah

Editor : Yusuf Ibrahim
Azyumardi Azra. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra menyebut perlunya peningkatan kompetensi para mubaligh dalam berdakwah secara lisan (dakwah bil lisan).

Menurutnya, saat ini masih banyak mubaligh yang suka menakut-nakuti umat dalam berdakwah. Hal itu diungkapkan Azyumardi Azra dalam Seminar Internasional bertajuk 'Dakwah Islam dan Perubahan Masyarakat Era Digital' yang digelar secara daring, Minggu (21/11/2021).

"Saya kira kalau dakwah bil lisan kita itu cukup maju, saya kira cukup berperan. Walaupun dakwah bil lisan ini harus disempurnakan, di-upgrade," kata Azra dalam paparannya.

Azyumardi Azra berharap dengan adanya peningkatan kompetensi, diharapkan para mubaligh bisa menyajikan sebuah gambaran Islam yang rahmatan lil alamin dalam dakwahnya. Ia pun menyinggung masih adanya para mubaligh yang kerap menjadi sorotan dalam dakwahnya.

"Kita juga tahu banyak sekali ustaz-ustaz yang masih senang itu berbicaranya keras, suka menakut-nakuti umat, suka mungkin juga memaki-maki pemerintah misalnya, atau lembaga-lembaga Islam tertentu, atau tokoh-tokoh tertentu, itu masih ada," ujarnya.

"Jadi oleh karena itu, saya dari dulu mendukung upaya-upaya peningkatan kompetensi ustaz-ustaz kita ini ya, mubaligh-mubaligh kita ini, kompetensi keagamaannya harus ditingkatkan ya, misalnya dari sudut substansinya, sudut metodeloginya, dari sudut penyampaiannya itu harus ditingkatkan," katanya.

Azyumardi Azra bersyukur di Indonesia saat ini bebas berdakwah. Siapa saja bisa berdakwah dengan catatan ceramahnya itu harus bisa dipertanggungjawabkan. Kondisi ini berbanding terbalik dengan negara-negara tetangga lainnya.

"Coba bayangkan di negeri lain, seperti di Malaysia, kita enggak bisa ceramah semau kita sendiri. Kita harus minta izin, punya SIM, punya semacam surat izin berdakwah. Kalau enggak, ga bisa, ga boleh, kita melanggar hukum kalau di Malaysia, di Brunei, di tempat-tempat lain. Jadi inilah dakwah bil lisan harus ditingkatkan," katanya.(mir)


0 Komentar