JAKARTA, Tigapilarnews.com- Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Aceh, Teuku Taufiqulhadi, mengatakan ada gerakan sistematis yang dilakukan di Aceh untuk memframing negatif partainya.
Sehingga, dilanjutkannya, kalah di Aceh pada Pemilihan Umum 2019. “Ada framing negatif dilakukan secara sistematis di Aceh, melakukan demonstrasi, menyerang sesuatu yang tidak benar. Ada mobilisasi massa untuk menyerang kita, melakukan framing negatif, menyebut partai penista agama, dan lain-lain. Sekarang, saya serukan kader Nasdem untuk melawan itu, karena kita tidak seperti mereka tuduhkan,” ujar Taufiq.
Menurut referensi, framing negatif merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan pada aspek tertentu. Penonjolan aspek-aspek tertentu itu untuk membenamkan realitas sebenarnya, sehingga orang-orang memahami suatu hal secara negatif.
Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk. H. Faisal Ali, mengatakan framing negatif bukan hanya dialami Partai Nasdem, melainkan dialami banyak partai lain. Hanya saja, partai-partai lain tetap membangun komunikasi positif, sering silaturahmi dan berkunjung ke dayah-dayah, sehingga mereka juga mendapat respon positif masyarakat dan akhirnya mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.
Di sisi lain, menurut Lem Faisal – panggilan akrab Tgk. Faisal Ali- seperti ada komunikasi yang terputus, antara kader-kader Nasdem di Aceh dengan ulama. “Di masa lalu (waktu Pemilu 2019 -red), jarang kita lihat kiprah mereka dengan ulama, dan jarang juga kita dengar mereka bersilaturrahmi dan mendengar pendapat ulama,” ujarnya.
Sependapat dengan Lem Faisal, Taufiqulhadi, mengajak seluruh kader Nasdem untuk melawan framing negative terhadap partainya, salah satu caranya adalah dengan melakukan konsolidasi partai. “Melawan, bukan berarti dengan cara arogan, tetapi dengan melakukan komunikasi politik yang baik, Kader-kader Nasdem harus turun ke basis masing-masing, sering-sering kunjungi dayah dan bertanya kepada ulama,” tegasnya.
Kader Nasdem, menurutnya jangan ekskusif, tetapi harus turun ke gampong-gampong, ngobrol dan tanya pendapat Abu-Abu, bekerja maksimal dengan mendengar ulama. “Dari sini kita akan perbaiki struktur dan kepengurusan partai, mengurangi perbedaan dan perbanyak persamaan. Bicara Aceh, adalah bicara ulama, kita akan membangun Aceh dengan restu ulama. Jika kader melakukan ini, insha Allah, partai ini Kembali gemilang di masa depan,” ujar Taufifqulhadi.