Kamis, 22 Juli 2021 13:20 WIB

Remaja Diingatkan Tidak Lakukan Diet Sembarangan

Editor : Yusuf Ibrahim
Makanan diet. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com-Diet populer nampaknya tengah naik daun di kalangan remaja masa kini.

Banyak dari mereka menjalankan berbagai diet populer ini tanpa memikirkan lebih lanjut, apakah baik untuk kebutuhan gizinya.

Padahal, jika gizi mereka tidak tercukupi, maka akan rentan baginya terserang berbagai macam penyakit. Tak hanya itu, saat dewasa dirinya juga berisiko melahirkan generasi masa depan yang stunting.

“Para remaja ini nantinya yang akan membangun dan membentuk keluarga yang bisa bebas dari stunting. Oleh karena itu, gizi dan kesehatan mereka harus dijaga dengan baik sehingga cita-cita bersama untuk mewujudkan generasi Indonesia yang unggul dan berkompeten dapat tercapai,” ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Kominfo Wiryanta.

Sebagian besar remaja belum menyadari betapa pentingnya peran mereka untuk mewujudkan generasi selanjutnya yang berkualitas. Padahal, kesehatan remaja di masa kini merupakan investasi di masa depan untuk melahirkan generasi Indonesia selanjutnya yang terbebas dari stunting.

Terlebih, jika melihat pada 2030 mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Tak heran, jika remaja memiliki andil yang sangat besar dalam mengatasi permasalahan stunting di Indonesia.

“Presiden Joko Widodo menargetkan pada 2024 angka stunting menjadi 14 persen. Adapun di tahun 2019, angka prevalensi stunting masih 27, 67 persen. Oleh karena itu, kita harus bersama-sama bekerja keras menurunkan stunting agar mencapai target yang telah ditetapkan,” kata Wiryanta.

Oleh sebab itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi menggelar forum diskusi 'Kepoin Genbest' dengan tema 'Remaja Zaman Now: Diet Sehat Gak Salah Alamat'. Acara ini diselenggarakan secara virtual di Bandar Lampung.

Pihaknya memberikan informasi dan edukasi mengenai wawasan pemenuhan gizi yang seimbang, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Kegiatan diskusi ini juga turut menyosialisasikan pentingnya pencegahan stunting sejak dini kepada generasi muda.

Dalam kesempatan tersebut, Plt Deputi Bidang ADPIN Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dwi Listyawardani yang hadir sebagai narasumber menjelaskan soal pentingnya menjalani diet yang sehat.

“Perlu dipahami kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda, kebutuhan akan kalori, protein, lemak tergantung pada usia, berat dan kondisi badan, sehingga penerapan diet tidak bisa disama ratakan. Saat ini banyak remaja yang diet hingga terlalu kurus," katanya.

Padahal, lanjut Dwi, berat badan ideal dapat diukur melalui body mass index (indeks masa tubuh), di mana tinggi dan berat badan harus seimbang. Selain itu, pengecekan hemoglobin (HB) juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya anemia yang dapat mengganggu produktifitas remaja dan berisiko terjadinya stunting.

Dia menambahkan, para remaja dapat menerapkan pola makan yang sehat dan diimbangi dengan berolahraga, sehingga metabolisme dalam tubuh berjalan dengan baik. Hal ini juga dapat berdampak positif di masa depan untuk melahirkan generasi selanjutnya yang sehat dan berkualitas.

“Remaja harus mampu menerapkan pola makan dengan asupan gizi yang baik dan diimbangi dengan kegiatan fisik seperti berolahraga untuk menjaga metabolisme tubuh. Khususnya bagi remaja putri wajib untuk menjaga kadar hemoglobin dalam darah, karena faktanya hampir 50 persen remaja putri di Indonesia mengalami anemia, hal tersebut tentu tidak baik untuk remaja putri sebagai seorang calon ibu,” ucapnya.

Selain itu, Dokter Gizi Klinis Putri Sakti Dwi Permatasari yang menjadi narasumber di Kepoin Genbest Lampung ini juga mengingatkan para remaja untuk tidak melakukan diet sembarangan. Mereka juga harus menerapkan pola makan yang sehat dengan tetap memperhatikan kecukupan nutrisi bagi tubuh.

“Tidak ada cara yang instan untuk membentuk tubuh yang ideal. Diet yang sehat dapat dilakukan dengan terapi nutrisi yakni melakukan pengurangan komposisi kalori secara bertahap yang tentu harus dalam pantauan dokter atau ahli gizi, selain itu harus rajin berolahraga, dan memperhatikan waktu tidur atau istirahat yang cukup," ujarnya.

Menurutnya, kesehatan dari dalam tubuh merupakan hal yang paling utama. Jika asupan nutrisi saat remaja kurang, maka akan berdampak buruk bagi tubuh dan beresiko terjadinya stunting pada anak yang dilahirkannya di masa depan.

Menerapkan pola hidup yang sehat saat remaja akan menunjang perkembangan dan pertumbuhan yang lebih optimal.

“Selain nutrisi gizi yang harus seimbang, harus diimbangi juga dengan anti mager dan mulai aktif berolahraga, kecukupan tidur, serta manajemen stress. Jika Ibu sedang hamil dan tidak mampu me-manage emosinya otomatis aliran nutrisi ke bayi juga akan terganggu, jadi 1.000 HPK akan menjadi tidak optimal,” tuturnya.(kah)


0 Komentar