Jumat, 28 Mei 2021 08:01 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Sejarah warung atau kedai kopi, sudah ada di Indonesia sekitar pertengahan tahun 1800. Hingga kini, warung kopi merupakan salah satu usaha bisnis yang menjanjikan dan masih terus diburu oleh pecinta dan penikmat kopi. Bagi yang ingin berusaha di bisnis ini perlu melihat kisah perjalanan beberapa warung kopi yang masih bertahan sekalipun dalam situasi resesi ekonomi global.Tidak jarang beberapa warung kopi juga tumbang, tidak memiliki langganan.
Tigapilarnews.com mengulas kisah salah satu legendaris warung kopi yang masih eksis sampai saat ini, yaitu warung kopi Phoenam. Berasal dari nama bahasa mandarin Phoe Nam (Phoe: Kota, Nam: Selatan) yang berartinya ‘kota di selatan’.
Kisah yang disajikan ini bersumber dari pemilik Phoenam Coffee itu sendiri, Albert Liongady Liong sebagai generasi kedua.
Usaha warung kopi dirintis pertama kali oleh dua bersaudara, Liong Thay Hiong (Orangtua Albert) dan Liong Tek Hie (Paman Albert) sebagai generasi pertama di tahun 1946.
Liong Thay Hiong sendiri lahir tahun 1914, mengawali sebagai pekerja diwarung kopi Namhin (milik keluarga), sebagai langkah mengenal dunia usaha dan mempelajari cita rasa kopi.
Setelah memiliki ilmunya, kemudian Liong Thay Hiong memulai buka usaha sendiri bekerjasama dengan adiknya dan memperkenalkan racikan andalan dari warung kopinya, menggunakan kopi Toraja Kalosi.
Liong Thay Hiong memilih lokasi usaha warung kopi dipusat keramaian, Pelabuhan Paotere, tepatnya Jl. Nusantara No. 59, Makassar.
Sejak saat itu nama warung kopi Phoenam, kian berkibar dan mulai dikenal oleh masyarakat kota Makassar.
Kesuksesan warung kopi Phoenam, yang akan jadi cikal bakal usaha keluarga turun temurun ini, kemudian dilanjutkan oleh Liong Kie Fu (kakak kandung Albert) dan Liong Kie Khong (kakak sepupu Albert) di tahun 1950.
Berkembangnya usaha warung kopi Phoenam merambah sampai ke ibukota. Tahun 1997 cabang Jakarta resmi berdiri di Plaza Bank Exim lantai basement (dibantu oleh Agus Latippa) dan ikut mengantarkan Albert memulai usaha warung kopi di Jakarta.
Kisah perjalanan usaha Phoenam diabadikan dan didokumentasikan dalam 'Phoenam Poenya Tjeritera' yang dipajang pada photo-photo disemua cabang Phoenam manapun.
Seribu bahasa lewat secangkir kopi
Seiring waktu warung kopi di Indonesia kini jumlahnya sudah tak dapat dihitung dengan jari, bagai jamur dimusim hujan. Dan penamaan dan istilahnyapun sudah beragam, ada warung, kedai, cafe dan sebagainya. Begitupun Phoenam berganti nama penyebutan jadi Phoenam Coffee dan sudah menjadi trademark (patent).
Menu yang banyak di gemari di Phoenam Coffee, selain kopi susu ada pula ramuan kopi, madu, dan telur. Sajian kopi nikmat ini biasanya menjadi pelengkap roti bakar dengan olesan selai kaya/cornet beef/telor dan pisang panggang ala kota Makassar.
Minum kopi kini sudah bukan lagi sebatas secangkir minuman yang dinikmati tapi sudah menjadi gaya hidup bagi semua kalangan. Mulai dari sekadar ngobrol, nongkrong dan aktivitas lain, rasanya tidak afdal jika tidak di warung kopi.
Phoenan Domino Community
Di Phoenam Coffee Jakarta, saban hari hampir tidak pernah sepi sekalipun hari libur nasional karena turut diramaikan oleh adanya kegiatan yang menjadi kegemaran orang-orang Bugis Makassar (masyarakat Sulawesi pada umumnya), yaitu permainan domino, mereka ini menamainya 'Phoenan Domino Community'
Sangat tinggi tingkat kunjungan orang-orang yang datang ke Phoenam Coffee, suatu yang luar biasa kemeriahannya dibanding cafe-cafe atau warung kopi yang ada di ibukota ini. Hampir dipastikan setiap hari seperti ada acara pesta di Phoenam Coffee, itu disebabkan andil hadirnya komunitas domino yang ikut meramaikan.
Menjadi magnet tersendiri bagi warga ibukota untuk datang berkunjung ke Phoenam Coffee. Nama Phoenam sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi yang sudah pernah datang berkunjung cafe ini.
Phoenam Coffee berlokasi Jl. KH Wahid Hasyim No. 12, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.
Info menu yang tersedia:
Jam operasional: Senin - Minggu (06:30 - 22:00)