Jumat, 29 Januari 2021 00:42 WIB

BTN Dinilai Kuat dalam Bertahan Tanpa Berubah Jadi Bank yang Universal

Editor : Yusuf Ibrahim
Wamen II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berharap PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2021 dapat menjadi lokomotif pemulihan ekonomi yang akan mulai terakselerasi pada triwulan III 2021. Meskipun ekonomi baru akan benar-benar pulih pada tahun 2022.

Wamen II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengakui, modal Bank BTN cukup kuat dalam bertahan dan survive dengan bertahan di sektor pembiayaan properti tanpa perlu berubah menjadi bank yang universal. Berdasarkan kajian detail, ternyata pertumbuhan segmen perumahan dan customer based yang bisa digarap dari value chain perumahan, Bank BTN bisa tumbuh dan besar serta menjadi bank yang sehat dengan kapitalisasi pasar yang besar.

“Dalam periode recovery ini, selain memperbaiki kualitas kredit dan funding, bagaimana kita juga bisa membangun transaction business yang kuat dimulai dari value chain mortgage yang menjadi core competence dari Bank BTN,” kata Kartika saat membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional BTN 2021 bertajuk “Transformation to Achieve Sustainable Growth” di Jakarta, Kamis (28/1/2021).

Kartika menilai kekuatan Bank BTN pada pembiayaan properti harus tetap diperluas pada ekosistem value chain mortgage maupun customer based. “Integrasi antara mortgage driven growth dikaitkan dengan ekosistem mortgage saya rasa akan mendapatkan customer based yang stabil dan kemudian ekosistem dari developernya,” ungkap Kartika.

Menurut dia, bisnis bank BTN yang berpusat pada bisnis pembiayaan perumahan dapat berjalan asalkan tekun menangkap aliran transaksi dalam ekosistem perumahan.

“Namun saya menekankan untuk Current Account and Saving Account atau CASA dimana Bank BTN menargetkan sekitar Rp270 triliun pada road map, untuk itu transformasi cabang untuk menggalang CASA agar bisa mendapatkan funding flow yang sehat dengan cost yang lebih murah harus ditingkatkan. Jika kredit, CASA (dana murah) dan transaksi jalan, benar-benar BTN dapat tumbuh berkembang sehat dengan profitabilitas yang baik,” jelas Kartika.

Sementara itu, pada Rakernas BTN yang dihadiri oleh Direksi dan Komisaris, serta diikuti oleh BTNers dari seluruh Indonesia via daring tersebut membahas road map atau peta jalan serta rencana bisnis Bank dalam melakukan tranformasi menjadi The Best Mortgage Bank in South East Asia pada tahun 2025.

Plt Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu menjelaskan, road map tersebut terdiri dari upaya peningkatkan low-cost funding sebesar dua kali lipat menjadi Rp270 triliun. Kemudian mendorong keterjangkauan akses perumahan bagi lebih dari enam juta masyarakat Indonesia dan membangun one stop shop financial solution untuk bisnis terkait perumahan.

Selanjutnya BTN akan menjadi inovator digital dan home of Indonesia’s best talent serta membangun portofolio kredit yang berkualitas tinggi dan menurunkan rasio kredit macet.

“Roadmap tersebut kami susun dengan mempertimbangkan sejumlah faktor di antaranya pencapaian Bank BTN tahun 2020 dan faktor makro ekonomi diantaranya prospek pertumbuhan ekonomi yang membaik dengan tingkat pertumbuhan 5,0%-5,5% dan proyek perumahan yang akan kembali berjalan serta adanya percepatan digital disruption yang didorong oleh virtual serta stay @home lifestyle,” papar Nixon.


Faktor ekonomi makro yang dimaksud Nixon, selain pertumbuhan ekonomi yang sudah membaik, adalah suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate yang tetap dipertahankan pada tingkatan yang akomodatif serta sektor riil yang kembali berdetak. Hal ini akan membuat proyek pembangunan perumahan yang sebelumnya sempat tertunda khususnya perumahan segmen menengah atas akan kembali aktif, dan diharapkan sekitar 172 sektor turunan properti dapat kembali bergairah.

“Sektor properti akan menjadi salah satu motor penggerak utama Pemulihan Ekonomi Nasional dan kami mengapresiasi Pemerintah yang tetap berkomitmen mendorongnya dengan melanjutkan Program Sejuta Rumah dengan memberikan subsidi di sektor pembiayaan perumahan sebagai stimulus. Semoga ini juga akan mendorong kebijakan stimulus lanjutan yang akan lebih berdampak pada sektor properti yang dampaknya akan diikuti oleh sekitar 172 industri turunannya tersebut,” kata Nixon.

Sementara faktor pencapaian tahun 2020, menurut Nixon, merupakan prestasi yang diraih Bank BTN dengan kerja keras akan menjadi fundamental penting dalam menentukan transformasi Bank BTN tahun 2021. Bank dengan kode saham BBTN ini mencatatkan sejumlah kinerja yang diproyeksikan positif selama tahun 2020.

“Tahun 2021, kami masih terus memperkuat inovasi dan digitalisasi karena target yang kami canangkan menyesuaikan visi Bank BTN. Adapun target tersebut di antaranya kredit dapat tumbuh sekitar 8 persen, DPK dapat ditingkatkan kurang lebih 10 persen sementara laba kita harapkan dapat menembus sekitar Rp3 triliun dan rasio coverage bisa menyentuh sekitar 125%,” jelas Nixon.

Inovasi yang ditekankan BTN, Nixon menambahkan, adalah menjadi inovator digital khususnya di sektor perumahan yang saat ini masih terus dibangun perseroan melalui aplikasi mobile banking Bank BTN, portal www.btnproperti.co.id dan www.rumahmurahbtn.co.id.

Sementara itu, Komisaris Utama Bank BTN, Chandra M Hamzah dalam raker memberikan arahan kepada BTNers untuk tunduk dan patuh dengan rambu-rambu dan peraturan yang ditetapkan regulator. Selain itu juga harus memperbaiki kualitas aset kredit karena kualitas aset berdampak pada risiko reputasi dan risiko hukum, serta mempersiapkan fundamental perusahaan dengan lebih baik ketika stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional berakhir.

Chandra mengingatkan agar BTNers senantiasa melaksanakan budaya AKHLAK dalam bekerja serta mematuhi prinsip “Good Corporate Governance” atau GCG agar tidak ada fraud di BTN.(mir)


0 Komentar