Senin, 31 Agustus 2020 22:51 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) bakal mengoptimalisasi lahan yang dapat menjadi bagian lumbung pangan nasional.
Sejalan dengan itu, Mentan berharap dukungan pengolahan lahan dan penggunaan varietas hibrida untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi. "Varietas yang digunakan masih banyak yang lokal, tidak sebanyak menggunakan varietas hibrida. Kita ingin tahu pergantian musim berikutnya dengan varietas unggul, satu hektar bisa lima sampai tujuh ton. Dicoba di sini ya (Kalimantan Selatan/Kalsel)," ujar Mentan di Jakarta, Senin (31/8/2020).
Dari kondisi tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi pangan melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, salah satunya dengan optimasi lahan rawa. Melalui program optimasi lahan rawa diharapkan terjadi peningkatan indeks pertanaman (IP) serta peningkatan produktivitas yang akan berkontribusi pada ketersediaan stok pangan nasional.
Dengan perbaikan sistem tata kelola air, rehabilitasi irigasi, serta peningkatan kualitas kesuburan lahan rawa, diharapkan dapat meningkatkan produksi tanaman pangan.
"Kalsel potensial untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. (Laporan dari) Gubernur sudah over stock, sudah memiliki setengah dari yang ada sekarang. Kita coba melakukan optimalisai di wilayah yang masih memungkinkan dikembangkan di Kalsel ini. Tinggal manajemen air harus ditingkatkan, jalan tani, semuanya kita atur untuk penanaman," papar Mentan.
Tahun 2019, di Provinsi Kalimantan Selatan telah dialokasikan kegiatan optimasi Lahan rawa seluas 120.00 hekatre (ha) di sembilan kabupaten, termasuk Kabupaten Barito Kuala seluas 28.052 ha dan Kabupaten Banjar seluas 59.834 ha. Tahun 2020 kembali dialokasikan seluas 9.000 ha di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Barito Kuala dan Hulu Sungai Selatan.
Kabupaten Barito Kuala dialokasikan pelaksanaan perbaikan infrastruktur optimasi lahan rawa untuk lahan seluas 8.750 ha pada tahun anggaran 2020. Konstruksi fisik di kabupaten tersebut harus berjalan dengan baik, agar indeks pertanaman dapat meningkat sehingga produksi dan pendapatan petani pun meningkat.
Alokasi bantuan kegiatan yang dikucurkan untuk Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp91 milyar, mulai dari kegiatan sektor prasarana dan sarana pertanian, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan hingga peternakan. Sedangkan untuk kabupaten Barito Kuala sendiri Kementan mengucurkan bantuan kegiatan sebesar Rp43 milyar.(ist)