Kamis, 13 Agustus 2020 19:18 WIB

Geografis Depok Disebut Bikin Sulit Tangani Corona

Editor : Yusuf Ibrahim
Mendagri, Tito Karnavian. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, menyebutkan tak mudah menanggulangi pandemi Covid-19 di Kota Depok, Jawa Barat.

Faktornya yaitu letak geografis dan finansial yang jadi persoalan. Tito menuturkan dari segi geografis wilayah Depok tidak mempunyai batas alam yang jelas antara Depok dengan wilayah sekitarnya, seperti DKI Jakarta, Tanggerang, Bekasi dan Bogor. Sehingga penerapan karantina wilayah atau lockdown tak bisa diterapkan.

"Saya bilang hampir impossible, karena apa? Tidak ada batas alam, antara Jagakarsa sama Depok bagian dekat Jagakarsa, sudah jadi satu. Hanya ada batas di peta saja, batas alamnya enggak jelas, dengan Kabupaten Bogor juga enggak jelas perbatasannya," kata Meteri Tito saat menghadiri acara Gerakan 2 Juta Masker di Depok, Jawa Barat, Kamis (13/8/ 2020).

Kedua, terkait kemampuan finansial wilayah. Suatu daerah yang menerapkan lockdown berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan logistik warganya. Dengan jumlah penduduk Depok yang besar mencapai dua juta penduduk, maka diperlukan anggaran yang tidak sedikit. Ketiga, terkait mobilitas warga Depok yang tinggi.

"Dengan kondisi demikian, Depok harus punya langkah khusus dalam mengendalikan Covid-19 di Depok, yaitu proteksi terhadap individu. Setiap penduduk Depok harus dipastikan mematuhi empat protokol kesehatan dasar, berupa memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan," imbuhnya.

Penerapan lockdown, Menteri Tito mengaku di sejumlah negara untuk mengendalikan penyebaran virus dinilai efektif contohnya Singapura, "Warga yang hendak masuk ke suatu kota dari kota lain, harus melakukan karantina selama 14 hari, baru boleh bergabung dengan masyarakat. Sebaliknya, warga dari satu kota pergi ke kota lain dan ingin kembali ke kotanya juga, harus melakukan karantina 14 hari," pungkasnya.(bri)


0 Komentar