Kamis, 13 Februari 2020 19:11 WIB

Sesmenpora Ungkap Disebut Tolol dan Diminta Mundur oleh Menpora Imam

Editor : Yusuf Ibrahim
Gatot (kiri) bersama Imam Nahrawi. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot Sulistiantoro Dewa Broto, menceritakan pernah diminta Imam Nahrawi untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Saat itu, Imam menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Hal itu disampaikan Gatot saat bersaksi dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jl Bungur Raya, Jakarta Pusat, Kamis (13/2/2020).

"Jadi pernah kejadian di tanggal 2 Oktober 2018 siang hari. Saya menerima WA (pesan WhatsApp) dari Pak Ulum (Aspri Menpora Imam Nahrawi). Jadi, karena saat itu baru saja berlangsung pengukuhan kontingen Indonesia di Istana Negara oleh bapak Presiden (Jokowi)," kata Gatot.

"Kemudian, intinya Pak Ulum mengabarkan kepada saya mengirimkan caption-nya WA antara Pak Menteri dan Pak Ulum yang intinya saya diminta mengundurkan diri," imbuh dia.

Jaksa kemudian menampilkan percakapan WhatsApp antara Miftahul Ulum dan Imam Nahrawi dalam sidang. Berikut ini isi percakapannya:

Imam Nahrawi: Sakit hatiku di Istana tadi nggak ada peran apapun ke saya sampai soal penyerahan bendera ke CDM dari Presiden RI pun tidak. Ke mana sesmen dan protokol kemenpora???? Bodoh semua

Imam Nahrawi: Sesmen suruh mundur saja sekarang juga

Miftahul Ulum: Siap

Imam Nahrawi: Suruh buat surat pengunduran diri

Ulum: Disampaikan

 

Atas percakapan tersebut, Gatot mengatakan juga menerima dari Miftahul Ulum. Pesan tersebut diteruskan Ulum kepada Gatot.

"Ya WA-nya antara dia (Ulum) sama Pak Menteri, di-forward ke saya," ucap Gatot.

Alasan pengunduran diri, dia dinilai Imam tidak bisa memberikan peran Menpora sebagai penerima Pataka. Bahkan Gatot dianggap bodoh dan tolol oleh Imam.

"Dan saya dianggap bodoh dianggap tolol," ujar dia.

Atas permintaan pengunduran diri, Gatot mengaku meminta maaf kepada Imam karena tidak bisa menempatkan Menpora sebagai penerima Pataka. Sebab, penerima Pataka saat itu, Puan Maharani, selaku Menko PMK.

"Karena penerima Pataka itu adalah di atasnya Pak Menteri, yaitu ibu Puan Maharani selaku Menko PMK. Kedua, yang mengatur kegiatan itu kan protokol di Istananya, kepala staf kepresidenan, bukan area saya. Saya minta maaf ke Pak Menteri karena itu diluar kemampuan saya," jelas dia.

Selanjutnya, ia mengatakan Imam mengirimkan surat permohonan pergantian Sesmenpora yang dijabat Gatot kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tapi surat tersebut tidak ditindaklanjuti oleh Jokowi.

"Lazimnya surat menteri itu ada parafnya Sesmen. Tapi, karena itu terkait saya pribadi, itu langsung dan alhamdulillah itu tidak ditindaklanjuti oleh presiden. Saya tahunya itu dari media, saya juga lihat copy-nya dari media," tutur dia.

Dalam sidang ini, eks asisten pribadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, Miftahul Ulum, didakwa bersama-sama Imam menerima uang Rp 11,5 miliar. Penerimaan uang itu untuk mempercepat proses pencairan dana hibah yang diajukan KONI ke Kemenpora.

Ulum juga didakwa menerima gratifikasi Rp 8,6 miliar bersama-sama Imam. Uang gratifikasi itu untuk biaya operasional Menpora hingga renovasi rumah Imam.(dtk)


0 Komentar