JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kejuaraan nasional (Kejurnas) menembak bertajuk Sintong Panjaitan Shooting Championship 2019, akan berlangsung sejak 22 hingga 28 September.
Lokasi pertama, yakni di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Lapangan tembak Polri di Cikeas dan Lapangan Tembak Rakca Jaya Den Arhanud 003/1/F Kodam Jaya, Cikupa, Tangerang, Banten.
Pengurus Besar Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (PB Perbakin) berharap, kesempatan tersebut bisa bermanfaat untuk persiapan para atlet di ajang Pra-PON. Kesempatan tersebut juga bisa menarik peserta yang dirasa bagus untuk bergabung dengan timnas.
“Kami sudah melakukan seleksi dan telah didapat beberapa tim untuk SEA Games 2019. Kejurnas ini juga untuk uji coba mereka. Kalau hasilnya turun, nama yang ada bisa berubah. Kalau ada yang bagus, nanti bisa diseleksi lagi untuk masuk timnas,” kata Ketua Umum PB Perbakin, Joni Supriyanto, di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Rabu (18/9/2019).
Nantinya, ditambahkan Joni, kesempatan tersebut akan diikuti seluruh provinsi. Pasalnya, mereka berambisi untuk mempertahankan atau meningkatkan torehan medali di PON Papua 2020.
“Semua Pengprov sudah menyatakan siap ikut, tapi belum tentu ikut semua nomor karena sesuai kemampuan dan ketersediaan atletnya. Beberapa nomor menembak yang diperlombakan di antaranya meliputi menembak 10, 25 dan 50 meter, menembak reaksi cepat, Skeet and Trap, serta sniper, imbuhnya.
“Kita terus berupaya meningkatkan level para atlet. Mereka harus selalu siap dan terbiasa bertanding, supaya bisa mengatasi dan mengendalikan diri, percaya diri dan ujungnya menjadi juara,” tuturnya.
Setiap bulan, masih diutarakan Joni Supriyanto, dirancang adanya kejuaraan yang tujuannya untuk mengevuasi dan meingkatkan kemampuan para atlet.
”Biar kelihatan tahapan latihannya, sebab ada skornya. Begitu kita buatkan kegiatan, banyak partisipasi dari semua provinsi. Dengan demikian banyak muncul atlet-atlet berbakat dan kita punya banyak pilihan,”jelasnya.
Sementara itu, Letjen TNI (Purn) Sintong Hamonangan Panjaitan atau biasa dirujuk Sintong, lahir pada tanggal 4 September 1940.
Sejak lulus dari Akademi Militer Nasional (AMN) angkatan 63 dengan pangkat letnan dua, ia telah melaksanakan banyak operasi tempur.
Misalnya saja, pada Agustus 1964 hingga Februari 1965, Sintong bertugas dalam Operasi Kilat di Sulawesi Selatan dan Tenggara untuk menumpas gerombolan DI/TII yang dipimpin Kahar Muzakkar.
Lalu pada Februari 1965 hingga September 1965, ia mengikuti pendidikan dasar komando di Batujajar, Jawa Barat. Kemudian persiapan penerjunan di Kuching tapi dibatalkan karena terjadi pemberontakan G30S/PKI.
Pada Oktober 1965, Sintong ditugaskan untuk operasi pemulihan keamanan dan ketertiban di Jakarta dan Jawa Tengah. Serta, awal Januari 1967, ia memimpin tim kopassus untuk menumpas kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Tahun 1969 ditunjuk sebagai komandan Prayudha-3 di Manokwari untuk memenangkan Papera.
Dia perah menjadi Penasihat Militer Presiden BJ Habibie, Sesdalopbang (Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan), Pangdam IX/Udayana, dan Danjen Kopassus. Ia menerima 20 perintah operasi/penugasan di dalam dan luar negeri selama karier militernya.