Rabu, 14 Agustus 2019 12:16 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Kepala Badan Penelitian, Pengembangan (Litbang) dan Inovasi membentuk empat paradigma baru dalam pengelolan kehutanan dan lingkungan hidup.
Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK, Agus Justianto mengatakan tujuan dari pembentukan paradigma tersebut untuk menjawab tantangan dan permasalahan pengelolaan luas kawasan hutan yakni 126 juta hektar dan kerja sama dengan berbagai pihak berkepentingan.
"Salah satu tantangan dalam mengelola luas kawasan hutan sebanyak 126 juta hektar adalah kebijakan dan paradigma baru tentang pengelolaan hutan yang sedang dikembangkan untuk orientasi kesejahteraan masyarakat. Perlu pula adanya intervensi beragam baik dari nasional maupun internasional, yang perlu diartikulasikan dengan sebaik-baiknya oleh pemerintah," katanya dalam Festival Tropical Forestry and Environment Research di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan, Serpong, Selasa (13/8).
Agus mengatakan, ada empat paradigma baru yakni produksi/reproduksi pengetahuan pertukaran dan perdebatan (konstetasi) pengetahuan dan branding, promosi kampanye dan advokasi, pembangunan jaringan dan memperluas jangkauan serta masuk dalam virtual era dan society era serta merintis komersialisasi, bisnis, marketing dan enterpreneur.
Selain menjawab tantangan dari pengelolaan kawasan hutan, Agus menyebut keempat paradigma tersebut juga sebagai metode menyebarluaskan hasil inovasi dari Badan Litbang dan Inovasi KLHK.
"Dengan adanya keempat paradigma tersebut, selain menjawab tantangan dan persoalan kelola kawasan hutan namun juga membuat kegiatan dalam menyampaikan hasil penelitian dan pengembangan Badan Litbang dan Inovasi KLHK. Agar hasil inovasi mendapat peran dari internasional dan semakin menambah kreativitas ciptakan inovasi dan cakupan luas terkait penyebarluasan inovasi," katanya.
Tak hanya melalui paradigma, Agus juga tidak menutup kemungkinan menerima keluhan dan masukan dari masyarakat demi pengembangan inovasi di sektor lingkungan.
Pentingnya masukan dan keluhan dari masyarakat karena lingkungan cakupannya luas dan bersentuhan dengan manusia, yang nantinya inovasi yang diciptakan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Kepala Badan Penelitian, Pengembangan (Litbang) dan Inovasi membentuk empat paradigma baru dalam pengelolan kehutanan dan lingkungan hidup.
Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK, Agus Justianto mengatakan tujuan dari pembentukan paradigma tersebut untuk menjawab tantangan dan permasalahan pengelolaan luas kawasan hutan yakni 126 juta hektar dan kerja sama dengan berbagai pihak berkepentingan.
"Salah satu tantangan dalam mengelola luas kawasan hutan sebanyak 126 juta hektar adalah kebijakan dan paradigma baru tentang pengelolaan hutan yang sedang dikembangkan untuk orientasi kesejahteraan masyarakat. Perlu pula adanya intervensi beragam baik dari nasional maupun internasional, yang perlu diartikulasikan dengan sebaik-baiknya oleh pemerintah," katanya dalam Festival Tropical Forestry and Environment Research di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan, Serpong, Selasa (13/8).
Agus mengatakan, ada empat paradigma baru yakni produksi/reproduksi pengetahuan pertukaran dan perdebatan (konstetasi) pengetahuan dan branding, promosi kampanye dan advokasi, pembangunan jaringan dan memperluas jangkauan serta masuk dalam virtual era dan society era serta merintis komersialisasi, bisnis, marketing dan enterpreneur.
Selain menjawab tantangan dari pengelolaan kawasan hutan, Agus menyebut keempat paradigma tersebut juga sebagai metode menyebarluaskan hasil inovasi dari Badan Litbang dan Inovasi KLHK.
"Dengan adanya keempat paradigma tersebut, selain menjawab tantangan dan persoalan kelola kawasan hutan namun juga membuat kegiatan dalam menyampaikan hasil penelitian dan pengembangan Badan Litbang dan Inovasi KLHK. Agar hasil inovasi mendapat peran dari internasional dan semakin menambah kreativitas ciptakan inovasi dan cakupan luas terkait penyebarluasan inovasi," katanya.
Tak hanya melalui paradigma, Agus juga tidak menutup kemungkinan menerima keluhan dan masukan dari masyarakat demi pengembangan inovasi di sektor lingkungan.
Pentingnya masukan dan keluhan dari masyarakat karena lingkungan cakupannya luas dan bersentuhan dengan manusia, yang nantinya inovasi yang diciptakan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.(ist)