Selasa, 23 Juli 2019 15:20 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten berencana meningkatkan fisik Gedung RSUD Banten menjadi delapan lantai dengan perkiraan anggaran Rp150 miliar.
Upaya ini dilakukan agar menjadi rujukan rumah sakit regional. Sekda Banten, Al Muktabar, mengatakan RSUD Banten yang menjadi rumah sakit rujukan nasional merupakan program Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Wahidin Halim-Andika Hazrumy.
Tujuan utamanya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal. “Struktur bangunannya menyesuaikan dengan kearifan lokal,” ujarnya seusai melihat presentasi pembangunan RSUD Banten 8 lantai di ruang rapat RSUD Banten, Kota Serang.
Mantan Ketua Ikatan Widyaiswara Indonesia itu mengatakan dari desain awal gedung yang akan dibangun sebenarnya berlantai 10. Namun, dengan konsep tersebut harus mengantongi izin dari pemerintah pusat.
Atas segala pertimbangan, akhirnya pemprov memutuskan hanya membangun sampai 8 lantai. Meski demikian, pemprov masih mengintip peluang gedung 10 lantai. “Kalau tidak bisa dengan desain itu kita turunkan menjadi delapan lantai,” katanya. Menurut dia, proses rangkaian pembangunan gedung itu sudah dimulai tahun lalu berupa pembebasan lahan.
Sementara untuk pembangunan fisik ditarget selesai tahun 2020. “Tahap pembebasan lahan sudah selesai, sekarang masuk agenda fisik. Prediksinya maksimal 2020 sudah jadi,” ungkapnya. Soal estimasi anggaran yang dibutuhkan, Al Muktabar mengaku masih terus menghitungnya.
Namun, perkiraan awal proyek tersebut memakan biaya sekitar Rp150 miliar. Dia meyakini dengan penambahan fisik gedung itu, semua fasilitas sebagai rumah sakit rujukan regional bisa seluruhnya tersedia.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Banten, Drajat Ahmad Saputra, mengatakan RSUD Banten sebagai rumah sakit tujukan regional merupakan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Banten 2017-2022.
Jika pada 2022 target sudah tercapai, pembangunan fisik selambat-lambatnya harus dikerjakan 2020. “Kami akan coba memasukan program penyunanan detail engineering design (DED) pada Perubahan APBD 2019,” ujarnya.
Menurut dia, dengan dibangunnya gedung delapan lantai itu, maka ada sejumlah penambahan fasilitas yang saat ini belum ada. Salah satunya kemoterapi dan rehabilitasi medik serta penanganan kasus kelainan darah yang selama ini masih dirujuk ke rumah sakit lain.
“Di gedung delapan lantai itu paling tidak ada sekitar 200-300 tempat tidur pasien,” katanya. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD Banten Susi Badrayanti mengatakan, pembangunan gedung hingga 8 lantai merupakan program yang sudah digagas sejak 2016. Rencana itu kini dimatangkan agar bisa segera direalisasikan.
“Sekarang kami panggil lagi konsultannya dengan aturan yang baru. Sebab kalau di atas delapan lantai harus izin khusus dari kementerian,” ujarnya.
Terkait letak persis gedung delapan lantai hingga kini masih terus dibahas. Pihaknya ingin lokasi gedung strategis agar operasionalnya bisa maksimal. “Kami sedang membicarakan tempatnya yang strategisnya di sebelah mana karena ini belum putus,” katanya.(ist)