Senin, 22 Juli 2019 10:48 WIB
JAKARTA, Tigapilarnewscom- Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menjelaskan bahwa isu sampah plastik harus ditangani secara serius.
Pasalnya, sampah plastik yang bermuara di laut Indonesia itu turut dikonsumsi oleh ikan-ikan sehingga dapat membahayakan masyarakat yang mengonsumsinya. Padahal, ikan merupakan sumber protein yang paling mudah didapat.
“Nanti kita makan ikan yang isinya plastik. Nanti juga nelayan lebih banyak nangkap plastik daripada ikan,” ujar Susi di Jakarta, Senin (22/7/2019).
Dia pun mendorong agar industri turut mendukung misi pengurangan plastik sekali pakai ini. Dia berharap agar perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan plastik sekali pakai dapat menarik kembali dan mengolah sampah plastik yang sudah dikumpulkan oleh masyarakat.
“Kalau bisa ditarik kemudian dikelola. Mereka buat institusi apa supaya asosiasi ikut bertanggung jawab. Jadi, kita bersama-sama memeranginya. Bukan cuma masyarakat saja tapi produsernya juga berpikir seperti itu,” tegasnya.
Guna mencegah terjadinya kondisi tersebut, Susi pun mengajak masyarakat untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai sehari-hari.
“Mari kita mulai dari diri kita. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai. Janji tidak mau lagi pake kresek, sedotan plastik, botol plastik sekali pakai, dan kemasan sachet,” ujarnya.
Ia mengajak masyarakat agar mengganti penggunaan produk-produk plastik sekali pakai tersebut ke produk yang lebih ramah lingkungan seperti tas kain dan botol tumblr.
“Minum juga tidak usah pakai sedotan kayak baby kan malu. Kecuali sedotannya bawa sendiri yang dari logam, bambu, atau kertas,” ucapnya.
Sejalan dengan hal itu, Susi juga mendorong seluruh institusi pemerintah untuk mengeluarkan peraturan yang melarang penggunan kantong plastik sekali pakai.
Saat ini, beberapa pemerintah daerah (Pemda) sudah mengatur peraturan terkait. Meskipun begitu, menteri asal Pangandaran itu berharap agar lebih banyak lagi pemerintah daerah lainnya mengeluarkan aturan serupa.
“Sekarang, pemerintah Bali dan Banjarmasin sudah melarang pemakaian plastik sekali pakai. Namun, plastik masih begitu banyak. Apalagi kalau kita tidak mengurangi dan melarangnya,” katanya.
Sebagai informasi dan besarnya ancaman dari sampah plastik digambarkan melalui sosok monster, sebuah kekuatan besar yang siap menghancurkan bumi. Setiap harinya Jakarta diperkirakan menghasilkan 2.520 "monster plastik" seperti ini dari sampah yang dihasilkan oleh masyarakat.
Secara umum di Indonesia kondisi sampah saat ini sangat mencekam. Dari 60 juta ton sampah yang dihasilkan, 15%-nya merupakan sampah plastik.
Ironisnya, sampah plastik itu tak hanya membanjiri tempat pembuangan akhir, namun juga mengalir ke sungai dan berakhir di lautan Indonesia. Saat ini, Indonesia pun didaulat sebagai negara kedua penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia.(ist)