JAKARTA, Tigapilarnews.com- Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo atau lebih dikenal sebagai Deddy Corbuzier, tidak sungkan-sungkan memberikan pujian untuk kerja Kemenhub.
Bahkan presenter yang sebelumnya pesulap profesional ini pada 19 Juni Pukul 16.22 @corbuzier yang mengatakan "Pusing baca twit ttg Menhub.. Kaya gampang aja jadi Menhub..Mudik bisa lancar aja udah keren bgt..Let's think logically..Kalo harga tiket bisa murah ya ngak akan naik... Just my little shout.”
Hal tersebut menyikapi banyaknya komentar terkait Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi yang sejak 2017 mampu mengelola mudik dengan lancar, dan semakin lancar dengan selesainya beberapa sarana dan prasarana transportasi, diserang akun anonym.
Akan tetapi ketika akun anonym itu membuat pooling, apa mau dikata, silent majority netizen lebih memilih Budi Karya tetap menjadi Menteri.
Isu seputar Budi karya atau Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sengaja digulirkan oknum tertentu agar menjadi bulan-bulanan masyarakat saat tiket pesawat melonjak sejak akhir tahun lalu.
Infrastruktur jalan tol yang giat dibangun pemerintah dalam beberapa tahun terakhir membuahkan hasil positif. Infrastruktur jalan tol seperti Trans Tol Jawa dan Trans Tol Sumatera bisa mengatasi persoalan kemacetan yang selama ini menjadi momok bagi para pemudik.
Bahkan jumlah kecelakaan lalu lintas selama arus mudik hingga kemarin turun drastis pada periode yang sama. Patut diapresiasi juga, yakni kecelakaan lalu lintas turun hingga 60% pada arus mudik tahun 2019. Ini menunjukkan aspek keselamatan dapat ditingkatkan dalam perjalanan mudik 2019.
Jalur darat mendominasi pilihan dari masyarakat, salah satunya lantaran harga tiket pesawat. Tak hanya itu, masyarakat juga beralih gunakan kendaraan pribadi. Itu didukung oleh sudah tersambungnya jalan tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera.
Pembangunan infrastruktur yang menghubungkan kota ke kota baik di Pulau Jawa maupun Sumatera dan penyiapan strategi-strategi untuk mengurai kemacetan menjadikan penyelenggaraan mudik tahun 2019 berjalan dengan lancar.
Sebelumnya, Kemenhub dianggap gagal menghadirkan transportasi udara yang nyaman bagi masyasrakat dari segi tarif. Terkait hal tersebut, pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio mengatakan, masalah tarif pesawat bukan merupakan ranah kewenangan Kemenhub.
"Kemenhub tupoksinya mengatur di keselamatan, bukan di tarif. Di tarif hanya mengatur tarif batas atas dan tarif batas bawah, tidak boleh mengatur sub classes. Tarif pesawat ada hitungan dan rumus tersendiri. Jadi tarif yang ada saat ini merupakan angka yang pas serta tidak melanggar aturan tarif batas atas yang ditentukan oleh regulator,” katanya.
"Artinya, ekonomi harus dibenerin dulu. Kalau dulu angkutan udara murah karena kebanyakan gunakan diskon,” tambahnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, tarif pesawat saat ini mengikuti kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Sebab hampir sebagian besar pengeluaran maskapai dalam bentuk dolar AS, sementara pendapatannya dari penjualan tiket dalam bentuk rupiah.
Sehingga, lanjutnya, jika ingin tarif pesawat kembali normal, tidak mau harus menguatkan kembali kurs rupiah. "Kalau untuk saat ini ya itulah tarif yang ada kita ada ekonomi equilibirum. Kalau kapan mau turun, paling gampang itu tadi, kurs nya ya turun atau harga avtur ditekan lagi," tambahnya.
Dia juga menyebutkan pemerintah jangan menekan maskapai untuk menekan harga tiket pesawat. Sebab jika harga tiket turun, dikhawatirkan maskapai akan memangkas biaya operasional lain yang sangat penting bagi penumpang.
"Jangan dipaksa, karena kalau dipaksa terus semua aspek dipaksa. Nanti keselamatannya bagaimana? Karena harga tadi sudah termasuk perhitungan untuk check semua, pilot dilatih dan lain-lain. Jadi menurut saya ini saat-nya semua biaya transportasi menyesuaikan dan semua moda transportasi bergerak. Kalau tidak mampu beli (tiket) pesawat maka naik bus, kereta," pungkasnya.(exe)