Kamis, 09 Mei 2019 20:08 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menanggapi rencana Mayjen Purn Kivlan Zen, Letjen Syarwan Hamid, Eggi Sudjana, Permadi yang akan melakukan aksi demonstrasi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Juru Bicata TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily menganggap mentalitas Kivlan Zen dan para pendukung Prabowo-Sandi lainnya tidak siap kalah sehingga segala macam cara dilakukan, termasuk menggelar demontrasi ke KPU dan Bawaslu agar Jokowi didiskualifikasi.
Anehnya, kata Ace, walaupun secara kasat mata mereka melakukan delegitimasi terhadap KPU, namun justru mereka minta KPU-Bawaslu untuk mendiskualifikasi Jokowi.
"Ini artinya mereka merengek-rengek kepada lembaga yang kredibilitasnya sedang mereka hancurkan," tutur Ace dalam keterangan tertulis, Kamis (9/5/2019).
Menurut Ace, perilaku Kivlan dkk ini semakin mengonfirmasi skenario kubu 02 menjelang 22 Mei, yakni meminta Bawaslu untuk diskualifikasi 01 dengan alasan kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis dan massif (TSM).
Namun, sayang alasan TSM yang mereka sampaikan seperti berhalusinasi. Berkoar-koar di media namun tak mampu untuk membuktikannya.
"Dengan didiskualifikasi calon terpilih maka calon penantang yang otomatis dilantik. Ini jelas akal bulus yang tidak punya pijakan obyektif karena kecurangan TSM yang mereka tuduhan hanya ilusi tanpa fakta," tuturnya.
Ace mengatakan, lihat saja misalnya "gertak sambel" Prabowo pada saat sengketa tahun 2014 yang mengklaim bawa bukti berkontainer ke Mahkamah Kontitusi (MK), ternyata hanya ilusi. Kata Ace, jangankan bukti kecurangan, mengumpulkan C1 saja "plintat plintut".
"Ngaku-ngaku punya real count, tempatnya tidak jelas entah di mana. Padahal justru pelanggaran yang TSM justru dilakukan oleh mereka dalam kampanye kemarin dengan menyemburkan hoaks yang dilakukannya secara TSM kepada Pak Jokowi," ucapnya.
Dalam hal ini, Politikus Partai Golkar menyarankan agar di bulan suci Ramadhan, Pak Kivlan Zein dan kawan-kawan lebih baik perbanyak amal ibadah dan kurangi menyebarkan firnah dan ujaran kebencian.
"Soal pemilu, tunggu saja hasilnya tanggal 22 Mei ini. Jangan ancam-ancam penyelenggara pemilu dengan demo kalau tidak punya bukti kecurangan. Malu sama rakyat," tandasnya.(exe)