Jumat, 03 Mei 2019 10:51 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan terus mendorong program program inklusi keuangan, di antaranya melalui gerakan pembukaan rekening bagi pelajar, gerakan menabung, dan peningkatan literasi keuangan.
Pasalnya, indeks keuangan inklusif di tahun 2019 ditargetkan mencapai angka 75%. "Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, saya gembira melihat antusiasme anak-anak kita, para pelajar yang semangat mengikuti Simpanan Pelajar (SimPel) Day, yang mau menabung sejak dini," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Menurut Darmin, peningkatan tabungan melalui program inklusi keuangan merupakan kebijakan yang perlu terus didorong. Saving ratio Indonesia tahun 2017 tercatat baru mencapai 30,9%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan Singapura dan China yang telah mencapai 49% dan Filipina 44%.
Rendahnya saving ratio tersebut mengakibatkan tingginya ketergantungan Indonesia pada dana asing termasuk dana jangka pendek. Sehingga rentan terhadap capital reversal.
"Jadi kalau tidak mau terlalu bergantung ke dana asing, kita harus mau menabung. Menanamkan budaya menabung sejak dini kepada pelajar seperti yang dilakukan pada hari ini merupakan awal yang baik dalam meningkatkan tabungan nasional," terang Darmin.
Dengan menggunakan SimPel, pelajar dapat mulai belajar bagaimana mengatur uang jajan dan belajar menabung untuk membeli sesuatu yang dibutuhkan tanpa harus meminta ke orang tua.
Terlebih lagi, dengan menyimpan tabungan di bank, uang yang disimpan akan aman dan bisa berkembang. Perkembangan teknologi dan kemajuan zaman pun telah mentransformasikan gaya hidup masyarakat sehingga turut memudahkan pelajar untuk menabung.
Bagi Darmin, dengan membudayakan aktivitas menabung, anak-anak muda Indonesia akan mampu membangun pondasi ekonomi yang kuat untuk bangsa. "Kalian adalah aset dan penentu masa depan bangsa dan negara yang kita cintai. Kalian adalah calon pemimpin pembangunan negara kita," katanya.
Menko Perekonomian juga mengapresiasi usaha OJK bersama Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dan industri perbankan dalam menggelar acara ini. Ia pun berharap, kegiatan ini terus dilanjutkan dengan melakukan acara yang melibatkan sekolah-sekolah.
"Kegiatan bisa dilakukan dengan cara melakukan kunjungan ke sekolah dengan lebih sering, membuka layanan perbankan di sekolah melalui agen bank di sekolah, atau membuat acara-acara seperti ini yang bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menabung," jelasnya.(ist)