Kamis, 25 April 2019 14:07 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Dinas Perhubungan (Dishub) masih membekukan ribuan angkutan umum (angkot) agar tidak beroperasi karena tidak laik jalan.
Pembekuan itu sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Hasilnya, ribuan angkot tidak beroperasi melayani warga karena kendaraanya belum bisa diremajakan.
Kabid Angkutan, Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Fathikun mengatakan, ada sekitar 1.200 angkot yang tidak diperbolehkan beroperasi sejak dua tahun lalu. Karena, ribuan angkot tersebut sudah mencapai batas usianya dan tak layak untuk beroperasi.
"Sudah dua tahun kita bekukan dan tidak diperbolehkan beroperasi," katanya di Bekasi, Kamis (25/4/2019).
Menurutnya, pemilik angkot yang sudah uzur tersebut belum adanya keininan untuk meremajakan kendaraannya karena terbentur biaya yang mahal. Ditambah lagi, pendapatan tiap harinya angkot mulai terkikis.
"Biayanya sangat besar dan tidak imbang dengan pendapatan angkot sehari-harinya," ujarnya.
Saat ini, kata dia, total angkot yang ada di Kota Bekasi mencapai 1.100 kendaraan yang masih beroperasi melayani warga di 12 Kecamatan.
Sedangkan, untuk jumlah trayek sebanyak 35. Namun, jumlah angkot yang beroperasi itu memang di luar kendaraan angkot yang dibekukan.
Untuk itu, Fhatikun mengaku, pemerintah daerah merespon rencana program angkot online. Sebab, dengan tekhnologi baru itu diharapkan bisa membantu pendapatan tiap harinya.
Hanya saja, untuk angkot yang sudah dibekukan masih dalam pertimbangan. Karena, secara material sudah tak layak beroperasi.
Sejauh ini, pemerintah daerah masih membahas regulasi angkot yang ada. Termasuk mengkaji kerjasama dengan perusahaan yang bakal menerapkan applikasi angkot online. "Karena jumlah angkot di Kota Bekasi sangat banyak. Tekhnisnya bagaimana makanya tengah dibuat kerjasamanya," imbuhnya.
Meski begitu, untuk proyeksi pertama dalam perencanaan program itu untuk trayek yang sepi. Semisal, trayek Rawalumbu Bekasi, menurutnya hampir jarang aktifitas angkot yang beroperasi.
"Agar keberadaan angkot itu tetap eksis, makanya program online itu diprioritaskan ke wilayah sepi angkot," tuturnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan, adanya upaya penambahan tekhnologi online untuk angkot perlu direspon positif. Sebab, upaya tersebut diharapkan bisa membantu pendapatan driver angkot. "Sekarang ini mereka kalah dengan jasa angkutan lainnya," ujarnya.
Yayan menjelaskan, untuk angkot yang masih dibekukan tentunya menjadi pertimbangan pihaknya untuk bisa melakukan kerjasama online. Sebab, kelayakan kendaraan menjadi perhatian pihak ketiga dalam mengoperasikan layanan angkot online. "Kita masih bahas MoU soal teknis pelaksanaannya," tutupnya.(exe)