Kamis, 11 April 2019 12:12 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan nomor urut 01, Jokowi-KH. Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, berkomentar soal pernyataan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais yang menyamakan Capres Prabowo Subinato sebagai titisan Bung Karno, Bung Hatta dan Bung Tomo.
Menurut Hasto, menyamakan Prabowo dengan para tokoh bangsa tersebut berbanding terbalik dengan perilaku Prabowo yang semakin temperamental, terjebak pada memori berbagai persoalan lama, dan watak kampanyenya yang jauh dari politik kebaikan.
"Kita tahu begitu banyak fitnah dan hoax yang mereka lemparkan, sampai KPU pun meminta mengusut tuntas hoax atas hasil perolehan suara LN yang dikampanyekan melalui jejaring tim Prabowo-Sandi. Ketika jumlah massa yang di GBK dengan kapasitas maks 170 ribu pun diklaim lebih dari 1 juta, maka kita bisa paham, karakter pemimpin manipulatif tersebut justru akan direspons negatif oleh rakyat," ujar Hasto kepada wartawan, Kamis (11/4/2019).
Menurut Hasto, apa yang ditampilkan sebagai komunikasi politik Tim Prabowo-Sandi adalah manifestasi psikologis cermin kepanikan dan ketidakmampuannya mengatasi penumpang gelap, di mana publik paham bahwa di belakang Prabowo-Sandi tersembunyi agenda terselubung akibat adanya dukungan simpatisan ISIS dan dukungan dari mereka yang dari segi pemikiran politik berbeda dengan Pancasila sebagai Jiwa dan karakter bangsa.
"Kampanye di GBK menunjukkan kuatnya eksklusivitas yang berbeda dengan watak dan kepribadian bangsa yang begitu inklusif. Rakyat terus mencatat bagaimana saat kampanye di Cianjur, Pak Prabowo menggunakan mobil eks donatur ISIS berpelat nomor B2 64RIS. Atas dasar tampilan kampanye ekstra eklusif tersebut, munculah banyak tulisan di sosial media, bagaimana dalam kampanye Di GBK, Gerindra dikudeta oleh PKS," ungkap Hasto.
PDI Perjuangan, kata Hasto, bisa memahami kegusaran KPU atas manipulasi hasil perolehan suara di LN yang dimanipulasi condong ke paslon 02.
"Kesemuanya adalah manipulasi. Di Suriah, ISIS juga jago dalam hal manipulasi itu. Karena itulah PDI Perjuangan bersama Golkar, PKB, Nasdem, PPP, Hanura, PKPI, Perindo dan parpol KIK lainnya terus merapatkan barisan bersama seluruh komponen masyarakat dan relawan, untuk terus mengawal politik kebenaran, politik putih adalah kita," ucapnya.
Bagi Sekjen DPP PDI Perjuangan ini, politik H-6 ini seharusnya diisi dengan kontestasi kebaikan untuk bangsa dan negara. Menurutnya, PDI Perjuangan percaya pada nasehat para ulama, dan seluruh tokoh agama lainnya yang terus memberikan penguatan landasan moral dalam politik, bahwa akhirnya pemimpin berkarakter baiklah yang akan memenangkan hati rakyat.
"PDI Perjuangan juga percaya bahwa suara mayoritas rakyat yang selama ini berdiam diri, terus mencatat dalam hati sanubarinya bahwa Indonesia yang begitu besar memerlukan pemimpin baik yang merakyat. Inilah keunggulan Jokowi-KH Maruf Amin sebagai representasi pemimpin yang merangkul seluruh potensi bangsa Indonesia yang begitu beragam dalam satu arah kemajuan," pungkasnya.(exe)