Rabu, 05 Desember 2018 19:24 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China diperkirakan terus berlanjut hingga tahun depan.
Perang dagang ini juga bakal mempengaruhi ekonomi Indonesia. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, memprediksi proyeksi ekonomi Indonesia masih bergantung pada interaksi perang dagang itu sendiri.
Namun, Darmin menduga pada 2019 tidak ada lagi interaksi AS-China yang yang esktrem. Bahkan, menurut dia kedua negara akan sadar bahwa perang dagang hanya akan berimplikasi negatif pada perekonomian masing-masing.
"Dengan begitu, kami optimistis ke depan tingkat inflasi masih berada di titik aman yakni berada level 3%. Kami juga melihat bukan sesuatu yang berat untuk memenuhi pertumbuhan ekonomi di level 5,3%, sesuai dengan asumsi makroekonomi APBN 2019," ujar Darmin di Jakarta, (5/12/2018).
Sementara, Ketua Asosiasi Pengusaha Kebijakan Indonesia (Apindo) Bidang Kebijakan Publik Danang Girindrawardana mengatakan bahwa perekonomian Indonesia makin bergeser menjadi seperti negara Singapura, dimana nilai tambah sektor pertanian dan manufaktur menurun seiring dengan peningkatan sektor jasa. Namun, peningkatan sektor jasa ini belum mampu menyerap tenaga kerja yang melimpah di pasar tenaga kerja.
"Penurunan nilai tambah sektor manufaktur ini mengindikasikan adanya deindustrialisasi secara prematur. Dengan begitu, transformasi ekonomi ini diperlukan untuk dapat terus digalakkan oleh pemerintah agar tetap menyerap tenaga kerja," tambah Danang.(exe/ist)