Senin, 19 November 2018 00:21 WIB
Port Moresby, Tigapilarnews.com - Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) atau Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik, yang digelar di Papua Nugini gagal mencapai kesepakatan bersama pada pertemuan puncak mereka. Kegagalan yang merupakan sejarah pertama APEC ini terjadi akibat perpecahan mendalam antara AS dengan China atas isu perdagangan dan investasi selama pelaksanaan Pertemuan Pemimpin Negara APEC tersebut.
Perdana Menteri PNG Peter O'Neill mengatakan isu utama yang gagal membuahkan kesepakatan berkaitan dengan perselisihan dagang dua negara. O'Neill yang juga ketua pertemuan mengatakan masalah yang mengganjal kesepakatan dagang tersebut berkaitan dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dalam pertemuan, ada negara yang ingin penyebutan WTO dan reformasinya dinyatakan dalam deklarasi pemimpin.
Di sisi lain, ada negara yang tidak menghendaki pernyataan tersebut masuk dalam deklarasi. "Anda tahu dua raksasa ada dalam pertemuan. Masalah perdagangan bisa diangkat di Organisasi Perdagangan Dunia. Tapi APEC tidak punya hak apa-apa di WTO," katanya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (18/11).
Selain masalah perdagangan, KTT APEC juga diwarnai rebutan pengaruh AS dengan China di kawasan Pasifik. AS dan sekutu baratnya menjanjikan pendanaan bersama bernilai US$1,7 miliar untuk proyek listrik dan internet di Papua Nugini.
Pendanaan diberikan untuk menandingi Program Jalur Sutra yang saat ini sedang dijalankan China. Selain rebutan pengaruh tersebut, KTT juga diwarnai perang kritik antara AS dengan China.
AS melalui Wakil Presiden Mike Pence mengkritik Program Jalur Sutra China. Ia mengatakan pinjaman yang digelontorkan China ke sejumlah negara dalam program tersebut merupakan jebakan. Sementara itu Presiden China XI Jinping membalasnya dengan kritik terhadap praktek perang dagang yang saat ini dilakukan AS.