Jumat, 16 November 2018 11:27 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengungkapkan bahwa kolumnis The Washington Post, Jamal Khashoggi, dibunuh dengan cara overdosis obat yang disuntikan oleh sekelompok agen Saudi.
"Khashoggi dipaksa menahan dan disuntik dengan sejumlah besar obat mengakibatkan overdosis yang menyebabkan kematiannya," kata Jaksa Penuntut Umum dalam penjelasan pers yang terperinci mengenai hasil penyelidikan atas kematian Khashoggi seperti disitir dari Xinhua, Jumat (16/11/2018).
Investigasi melibatkan 21 tersangka, termasuk lima pelaku utama, yang direkomendasikan oleh Jaksa Penuntut Umum untuk hukuman mati sebagai hukuman atas peran langsung mereka dalam pembunuhan tersebut.
Pernyataan itu mengatakan bahwa rencana pembunuhan itu dimulai pada 29 September atas perintah untuk mengembalikan Khashoggi dengan cara persuasi, dan jika persuasi gagal, melakukannya dengan kekerasan. Mantan Wakil Presiden Presidensi Umum Intelijen (GIP) yang mengeluarkan perintah ini.
Pemimpin misi membentuk sebuah tim beranggotakan 15 orang yang berisi tiga kelompok untuk negosiasi, intelijen dan logistik untuk membujuk dan mengembalikan korban.
"Pemimpin juga meminta ahli forensik untuk bergabung dengan tim dengan tujuan menghilangkan bukti dari tempat kejadian jika ada kekerasan yang harus digunakan. Ahli itu bergabung dengan tim tanpa sepengetahuan atasannya," bunyi pernyataan itu.
Seorang kolaborator di Turki juga dihubungi untuk mengamankan lokasi yang aman untuk memindahkan jenazah jurnalis yang terbunuh.
"Setelah mensurvei konsulat Saudi di Istanbul, tim negosiasi menyimpulkan bahwa tidak mungkin untuk memindahkan Khashoggi ke lokasi yang aman. Kemudian, kepala tim negosiasi memutuskan untuk membunuh jurnalis jika negosiasi gagal," kata pernyataan itu.
"Lima orang membunuh Khashoggi dengan menyuntikan obat yang menyebabkan overdosis. Kemudian tubuh korban dipotong-potong oleh orang-orang yang melakukan pembunuhan dan dipindahkan ke luar gedung konsulat," tambahnya.
Penyelidikan juga mengidentifikasi orang yang mengenakan pakaian Khashoggi setelah pembunuhan dan membuang barang-barang korban di tempat sampah, termasuk arloji dan kacamatanya, setelah meninggalkan gedung konsulat.
Penyelidikan mengungkapkan bahwa pemimpin misi setuju dengan kelompok negosiasi untuk menulis laporan palsu yang menyatakan korban telah meninggalkan konsulat setelah kegagalan negosiasi atau memaksanya kembali.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan sebelumnya pada hari Kamis, Jaksa Penuntut Umum Saudi meminta hukuman mati untuk lima tersangka utama dalam kasus ini atas tuduhan yang berkaitan dengan perencanaan dan melakukan pembunuhan.
Khashoggi, seorang jurnalis untuk The Washington Post dan seorang kritikus pemerintah Saudi, menghilang pada 2 Oktober setelah ia memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Turki untuk mendapatkan dokumen untuk pernikahannya. Peristiwa ini memicu penyelidikan oleh pemerintah Turki dan tekanan internasional terhadap Riyadh untuk mengungkapkan tentang keberadaannya.
Setelah sempat menolak, pihak berwenang Saudi mengakui bulan lalu bahwa Khashoggi dibunuh di dalam konsulat dan 18 orang yang terkait dengan kasus itu telah ditangkap.(exe/ist)