Senin, 05 November 2018 11:17 WIB
Kabul, Tigapilarnews.com - Satu tentara Amerika tewas dan lainnya luka-luka dalam “serangan yang tampaknya dilakukan orang dalam” di Kabul, hari Sabtu (3/11/2018).
NATO mengatakan Brent Taylor, Walikota North Ogden, Utah, dilaporkan tewas ketika satu anggota pasukan komando Afghanistan melepaskan tembakan ke arah tentara Amerika Serikat di Kabul, Afghanistan. Ia bertugas di Afghanistan di bawah komando Utah National Guard.
Suratkabar Salt Lake Tribune melaporkan penugasan di Kabul ini adalah yang kedua di Afghanistan bagi Taylor. Ia juga pernah dua kali berdinas di Irak.
Seorang perwakilan dari militer AS di Afghanistan, Spencer Cox, mengonfirmasi kabar ini melalui akun Twitter dan Facebook pribadinya, Minggu (4/11).
"Saya benci ini. Saya tak bisa berkata apa-apa. Saya cinta Wali Kota Taylor, istrinya yang hebat, Jennie, dan ketujuh anaknya yang manis. Utah berduka untuknya hari ini," tulisnya.
Berdasarkan keterangan dalam situs kota North Ogden, Taylor mengambil cuti untuk mengabdi dalam Garda Nasional Utah.
"Dia adalah pria terbaik dengan kemampuan melihat potensi dan kemungkinan dari segala sesuatu di sekitarnya. Dia patriotis hingga akar dan menjadi contoh bersinar dari apa yang seharusnya ada pada politikus Amerika," demikian pernyataan dalam situs tersebut.
Juru bicara NATO di Afghanistan, Debra Richardson, mengatakan bahwa pelaku penembakan pada Sabtu itu diduga adalah anggota Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan.
"Pelaku langsung dibunuh oleh pasukan Afghanistan lainnya," ujar Richardson sebagaimana dikutip New York Times.
Serangan semacam ini sudah dua kali terjadi dalam kurun waktu kurang dari dua pekan. Pada 22 Oktober lalu, seorang anggota komando Afghanistan menembak anggota koalisi NATO pimpinan AS di Provinsi Herat, menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya.
Serangan dari lingkaran dalam ini sudah lama menjadi problematika dalam pasukan koalisi di Afghanistan. Puncak dari serangan ini terjadi pada 2012, ketika 61 tentara koalisi tewas akibat serangan semacam ini.
Gempuran pada akhir pekan ini pun menambah ketidakpercayaan AS terhadap sekutu di Afghanistan.