Selasa, 23 Oktober 2018 02:32 WIB

Tewasnya Jurnalis Khashoggi Ancam Posisi Putra Mahkota Arab Saudi

Editor : A. Amir
Seorang demonstran berpakaian seperti Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dengan tangan penuh darah menggelar protes di luar Kedutaan Saudi di Washington, AS, 8 Oktober 2018. (JIM WATSON/AFP)

Istanbul, Tigapilarnews.com - Jamal Khashoggi dibungkam secara sadis. Konon, ia dihabisi karena terlalu kritis. Namun, yang tak disadari para algojonya, sang jurnalis yang tewas mungkin lebih 'berbahaya' daripada saat masih hidup.

Kematiannya yang tragis dianggap menghadirkan ancaman nyata pada dua hal yang selalu ia kritisi: Kerajaan Arab Saudi dan khususnya putra mahkota, Mohammed bin Salman (MBS).

Siang itu, Selasa 2 Oktober 2018, menjadi pertemuan terakhir Hatice Chengiz dan Jamal Khashoggi. Keduanya berpisah di depan pagar pembatas. Perempuan Turki itu menanti di luar saat tunangannya memasuki kompleks konsulat Arab Saudi di Istanbul. Untuk mengurus dokumen pernikahan mereka.

Pria 59 tahun tersebut melangkah gagah. Jas hitam yang ia kenakan tak dikancing. Setelah menganggukkan kepala pada penerima tamu, Khashoggi masuk ke gedung konsulat pada pukul 13.14 waktu setempat. Rekaman CCTV yang beredar kali terakhir merekam penampakannya sedang berdiri di depan loket.

Setelah itu, Khashoggi tak pernah keluar. Ia raib tanpa jejak. Saat pria yang ia cintai tak kunjung muncul, Chengiz segera menghubungi aparat.

"Mereka merampas ragamu dari duniaku. Namun, tawa indahmu abadi dalam jiwaku. Kekasihku #jkhashoggi," tulis Hatice Chengiz Sabtu malam, 20 Oktober 2018, tak lama setelah Arab Saudi mengakui, Khashoggi tewas di dalam gedung konsulat.

Perempuan itu menyertakan salah satu video Khashoggi, kala jurnalis sekaligus analis itu tertawa ketika seekor kucing melompat ke pangkuannya, menginterupsi wawancara yang tengah dilakukan.

Hatice Chengiz kini berada dalam pengawalan aparat Turki. Upaya perlindungan 24 jam/hari disahkan Gubernur Istanbul pada Minggu 21 Oktober 2018.

Tak diketahui apa persisnya yang terjadi dalam gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul saat kejadian. Namun, sejumlah temuan yang didapatkan aparat Turki mengarah pada dugaan, Jamal Khashoggi dihabisi secara tragis.

Kemunculan tangan kanannya di lokasi pembunuhan membuat Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dikaitkan dengan kematian bekas orang dekat istana itu.

Konon, pangeran berusia 33 tahun itu bahkan sempat menelepon Khashoggi sebelum ia dihabisi. Oleh pelaku yang diduga 15 agen yang dikirim dari Riyadh.

"Khashoggi ditahan oleh tim Saudi di dalam gedung konsulat. Kemudian, Pangeran Mohammed bin Salman menghubunginya lewat telepon, berusaha meyakinkan dia untuk kembali ke Riyadh," demikian laporan yang dimuat media pro-Pemerintah Turki Yeni Safak, seperti dikutip dari situs News.com.au, Senin (22/10/2018).

Namun, media Turki itu menambahkan, Khashoggi menolak tawaran sang putra mahkota. Ia khawatir akan ditahan atau bahkan dihabisi jika kembali ke Arab Saudi. "Para algojo kemudian membunuh Khashoggi, segera setelah pembicaraan berakhir."

Pembunuhan Khashoggi dilaporkan berlangsung tragis. Mengutip sejumlah sumber aparat Turki, Al Jazeera melaporkan ia dihabisi setelah beberapa menit memasuki gedung konsulat. Pejabat forensik di Departemen Keamanan Umum Arab Saudi, Salah al-Tubaigy konon menjadi pemutilasi. Dengan menggunakan gergaji pemotong tulang (bone saw).

Al-Tubaigy adalah salah satu dari 15 agen yang dikirim ke Istanbul. Ia dilaporkan melakukan tindakan brutal di depan konsul jenderal Mohammed al-Otaibi.

"Operasi itu berlangsung tujuh menit. Tubaigy meminta rekan-rekannya untuk mendengarkan musik sementara dia memutilasi korban," kata sumber.

Diduga, Khashoggi tidak diinterogasi sebelum dibunuh. Sumber menambahkan bahwa pemerintah Turki memiliki rekaman yang menjadi bukti bahwa Khashoggi dibius dan dipukuli sebelum dihabisi di sebuah meja rapat.

Aparat Turki kini sedang mencari keberadaan jasad Khashoggi, berdasarkan pelacakan terhadap dua kendaraan milik konsulat Arab Saudi yang menuju dua lokasi terpisah.

Mobil pertama mengarah ke Hutan Belgrad di pinggiran Istanbul. Sementara, lainnya menuju Yalova, kota yang bisa ditempuh satu jam berkendara dari lokasi konsulat.

Pihak Turki bersumpah akan menguak secara rinci kasus pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi. "Mengapa 15 orang ini datang ke sini? Mengapa 18 orang ditangkap? Semua perlu dijelaskan secara rinci," kata Presiden Recep Tayyip Erdogan di depan parlemen.

Rincian pembunuhan Jamal Khashoggi akan dirilis Selasa ini.


0 Komentar