Selasa, 09 Oktober 2018 11:46 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Negara-negara Muslim, termasuk Arab Saudi, Pakistan, Afghanitan dan Uni Emirat Arab (UEA) meminta tips dari Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev tentang bagaimana bisa berhubungan dengan Israel tanpa kehilangan identitas sebagai negara Islam.
Presiden Aliyev membocorkan permintaan negara-negara tersebut kepada seorang rabbi (pemuka Yahudi) Amerika Serikat (AS) pada hari Senin.
Rabbi Marc Schneier, yang bertemu dengan Aliyev di Baku, mengatakan bahwa pemimpin Azerbaijan itu memberitahunya bahwa para pejabat dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Afghanistan dan Pakistan mencari bimbingannya.
"Tentang bagaimana menavigasi menjadi sebuah negara Muslim yang berkomitmen untuk Islam, dan pada saat yang sama menjangkau Israel," katanya.
Menurut rabbi tersebut, Presiden Aliyev tidak menyebutkan nama para pejabat negara Muslim yang meminta tips darinya.
Menurut Schneier, Aliyev mengaku menyampaikan kepada para pejabat tersebut bahwa hal yang mungkin untuk melakukan keduanya. "Anda tidak akan dihukum, bahwa Anda dapat menemukan keseimbangan yang tepat, dan fakta bahwa saya diminta tentang ini adalah indikasi gerakan tertentu dari dunia Muslim sekarang menuju Israel," kata Aliyev yang ditirukan Schneier, sebagaiman dikutip dari The Jerusalem Post, Selasa (9/10/2018).
Menurut Schneier, dari 57 negara Muslim di dunia mungkin tidak ada paradigma dukungan yang lebih besar untuk Israel daripada Azerbaijan. Negara itu dilihat oleh negara-negara Muslim lainnya sebagai contoh bagaimana melakukan hubungan bilateral dengan Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang mengunjungi negara itu pada tahun 2016, berbicara sering tentang hubungan bijaksana yang sekarang dipertahankan Israel dengan sejumlah negara Arab utama di kawasan Timur Tengah.
Azerbaijan, yang terletak di perbatasan Iran, adalah mitra strategis utama bagi Israel. Negara itu menjual sekitar 40 persen minyaknya kepada negara mayoritas Yahudi tersebut. Sebaliknya, Azerbaijan menjadi salah satu pasar terbesar dunia untuk senjata Israel.
Schneier, yang mengepalai sebuah organisasi yang membina pemahaman antar-agama yang disebut sebagai Yayasan Pemahaman Etnis, mengatakan bahwa Aliyev juga menyatakan keprihatinan tentang perpecahan antara umat Kristen Evangelis pro-Israel di Amerika dan Muslim.
Ditanya mengapa pemimpin Azerbaijan tertarik dengan masalah ini, Schneier mengatakan negara itu adalah pemimpin dalam "dialog antaragama" dan Aliyev tertarik pada cara-cara untuk membawa Islam lebih dekat ke Barat, "untuk menutup kesenjangan".
Masih menurut Schneier, Aliyev mencatat bahwa keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem bukanlah tanggapan terhadap seruan dari komunitas Yahudi AS. Namun, sebagai tanggapan terhadap seruan yang datang dari komunitas Evangelis.
Hingga berita ini muncul, negara-negara Muslim yang disebut minta tips dari Presiden Aliyev belum berkomentar. Pemerintah maupun Presiden Azerbaijan juga belum berkomentar.(exe/ist)