Senin, 08 Oktober 2018 00:36 WIB

BNPB Terima Laporan 5.000 Orang Belum Ditemukan Akibat Gempa dan Tsunami Palu-Donggala

Editor : A. Amir
Gempa dan Tsunami Palu-Donggala

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut, pihaknya menerima laporan sekitar 5.000 jiwa belum ditemukan pasca gempa dan tsunami Palu-Donggala, Sulawesi Tengah.

"Laporan dari Kepala desa, terdapat 5.000 orang yang belum ditemukan," ujar Sutopo di kantor BNPB, Jakarta Timur, Minggu (7/10/2018).

Dia memastikan, petugas penanggulangan bencana masih akan terus melakukan pencarian terhadap para korban gempa dan tsunami Palu-Donggala.

"Petugas masih terus melakukan konfirmasi, pendataan. Memang tidak mudah untuk mendata berapa pasti korban yang tertimbun oleh material longsoran maupun likuifaksi lumpur, dan evakuasi terus dilakukan," kata dia.

Menurut Sutopo, pihaknya akan menghentikan status tanggap darurat Palu-Donggala pada 11 Oktober 2018. Jika sudah tak ditemukan korban pada tanggal tersebut, maka akan dinyatakan hilang.

"Ditargetkan tanggal 11 Oktober evakuasi selesai dilakukan. Sehingga jika tidak ditemukan, biasanya dalam penanganan bencana, kalau korban tidak ditemukan, apalagi tanggal 11 itu sudah dua minggu, sehingga dalam hal ini dinyatakan hilang," kata dia.

Selain itu, Sutopo juga menyebutkan jumlah pengungsi Palu-Donggala mulai berkurang. Jumlah pengungsi terakhir yakni 62.359 jiwa yang tersebar di 147 titik.

"Sebagian masyarakat telah kembali ke rumahnya. Sebagian masyarakat yang mengungsi juga sudah dievakuasi keluar dari Palu," ujar Sutopo.

Dia mengatakan, para pengungsi sudah ada yang dievakuasi ke Makassar, Manado, Balipapan, hingga ke Jakarta. Menurut Sutopo, total sudah 8.110 jiwa yang meninggalkan Palu-Donggala.

"Mereka ada yang dievakuasi dan diangkut melalui udara, (dengan) Hercules sebanyak 6.157. Sementara yang menggunakan kapal laut sebanyak 1.913 orang," kata dia.

Menurut Sutopo, mereka dievakuasi ke luar Palu karena ingin menuju kerabatnya di luar Palu. Tak hanya itu, trauma dan stres akibat bencana juga menjadi faktor evakuasi.

"Ada juga sebagian masyarakat sana evakuasi menggunakan kendaraan, secara mandiri, evakuasi keluar dari Palu. Kita belum ada datanya, karena sulit dapat data evakuasi yang dilakukan secara mandiri," kata Sutopo.


0 Komentar