Minggu, 07 Oktober 2018 06:55 WIB
New Delhi, Tigapilarnews.com - Meski ada ancaman sanksi dari Amerika Serikat, tidak menyurutkan langkah India menandatangani kontrak dengan Rusia dalam pembelian sistem pertahanan rudal udara S-400 Triumf.
Kontrak senilai US$5,4 miliar atau hampir Rp82 triliun (dengan kurs Rp15.170) tersebut untuk pembelian lima skuadron S-400 Triumf dengan pengiriman akan dimulai Oktober 2020.
Juru bicara Kremlin Dmitriy Peskov mengatakan India dan Rusia menandatangani kesepakatan ini pada Jumat 5 Oktober 2018 selama pertemuan bilateral tahunan di New Delhi.
Selama dua hari Presiden Rusia Vladimir Putin memang melakukan kunjungan ke India.
“Ya,(penandatanganan kontrak) di sela-sela pertemuan,” kata Peskov kepada Sputnik.
Direktur Jenderal Rosoboronexport, Alexander Mikheev, menetapkan di kemudian hari bahwa untuk melaksanakan kontrak pada pasokan S-400 pada hari yang sama.
Pada pertengahan Juli, Menteri Pertahanan India Nirmala Sitharaman mengatakan bahwa New Delhi dan Moskow telah mencapai tahap akhir dalam pembicaraan tentang pengiriman S-400.
Amerika Serikat telah mencoba untuk mencegah negara-negara lain membeli S-400 dari Rusia, khususnya dengan menerapkan Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) yang memberi ancaman sanksi bagi pihak ketiga yang melakukan transaksi dengan perusahaan-perusahaan Rusia yang masuk daftar hitam.
India sebelumnya menegaskan bahwa sanksi Amerika tidak akan dapat mencegah mereka membeli apapun yang dianggap penting dari Rusia. Pada 13 Juli 2018, Menteri Pertahanan India Nirmala Sitharaman menyebut CAATSA sebagai undang-undang Amerika dan bukan hukum PBB dan mengatakan bahwa India akan melanjutkan dengan sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumph.
S-400 Triumf adalah sistem pertahanan udara mobile generasi terbaru, yang mampu menghancurkan target udara pada jarak hingga 400 kilometer.