Senin, 17 September 2018 19:52 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pemerintah Rusia pada Senin (17/9/2018) mengklaim Ukraina yang menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines MH17 pada Juli 2014.
Pesawat itu dijatuhkan dengan rudal Buk, di mana 298 orang di dalam pesawat tewas, termasuk 12 penumpang asal Indonesia.
Dalam konferensi pers, militer Rusia mengatakan misil Buk dibangun di sebuah pabrik dekat Moskow selama Perang Dingin dan dikirim ke Ukraina pada 1986 yang ketika itu masih menjadi bagian dari Republik Soviet.
Selama ini tim penyelidik internasional menyimpulkan Rusia sebagai pihak yang disalahkan dalam tragedi penembakan pesawat sipil di wilayah udara Donetsk, Ukraina timur.
Para penyelidik yang dipimpin Belanda mengklaim rudal Buk buatan dan milik militer Rusia. Militer Rusia, dalam konferensi pers, memberikan rekaman audio yang diklaim sebagai bukti bahwa Ukraina terlibat dalam tragedi penerbangan tersebut. Mereka mengklaim nomor seri ditemukan di fragmen rudal yang menunjukkan misil itu dibangun pada tahun 1986 dan itu dimiliki oleh Ukraina.
"Gambar-gambar traktor, trailer, dan (misil) Buk disusun ke bagian gambar yang sesuai dari jalan motor selama produksi video ini. Banyak tanda-tanda pemalsuan rekaman video juga terungkap dalam sebuah episode yang menunjukkan pergerakan (misil) Buk di Lugansk," kata militer Rusia, seperti dikutip Sputnik.
"Pada tanggal 24 Mei 2018, briefing diadakan oleh perwakilan dari Tim Investigasi Gabungan, di mana serpihan mesin dan nosel rudal sistem rudal Buk telah ditunjukkan. Menurut para peneliti, pesawat MH17 Malaysia Boeing jatuh pada 17 Juli 2014. Pada saat yang sama, perhatian tertarik pada jumlah komponen ini dari rudal 9M38, yang dapat Anda lihat pada slide," kata Kepala Direktorat Rudal dan Artileri Utama Militer Rusia, Letnan Jenderal Nikolai Parshin.
Kementerian Pertahanan Rusia memperingatkan bahwa Ukraina dapat menghancurkan dokumentasi untuk rudal yang menjatuhkan pesawat MH17 dengan tujuan untuk menyembunyikan kebenaran.
"Saya ingin memberitahu Anda siapa penerima dan yang menggunakan roket ini. Jadi rudal pada 29 Desember 1986, dikirim dengan kereta api ke unit militer 20152. Sudah diketahui bahwa rudal itu diterima oleh unit militer," ujar Parshin mengacu pada unit militer Ukraina yang saat itu masih menjadi bagian dari Soviet.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia misil Buk berulang kali digunakan militer Ukraina dalam apa yang Kiev sebut sebagai operasi anti-teroris di Donetsk dan Lugansk.
Tim Investigasi Gabungan Internasional belum berkomentar atas klaim Rusia. Pemerintah Ukraina dan Malaysia juga belum berkomentar.(exe/ist)