Jumat, 07 September 2018 11:29 WIB

Setiap Bulan Lima Kilogram Sabu Beredar di Sumsel

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi barang bukti sabu-sabu. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Tindakan mencegah dan memerangi narkoba harus terus dilakukan melibatkan seluruh komponan masyarakat.

Pasalnya, Sumsel telah menjadi salah satu tujuan para pengedar untuk menjalankan bisnis haramnya. Satu dari dua pengedar yang ditangkap petugas dari Direktorat Polda Sumsel di Kabupaten PALI, Kamis (6/9/2018) Didit Permadi mengaku, bisnis haram yang telah ditekuni selama tiga tahun tersebut mampu mengedarkan sabu sekitar lima kilogram setiap bulan. 

Didit merupakan satu dari tiga pengedar yang diincar petugas. Didit beruntung tidak ditembak mati, hanya dihadiahi peluruh pada bagian pantat. 

Sementara rekannya Heriyanto, warga Air Itam, Penukal, Kabupaten PALI tewas ditembak karena melakukan perlawanan saat penangkapan pada Kamis 6 September 2018 siang. Sedangkan satu tersangka lainya berhasil kabur. 

Dari penangkapan ini, diamankan barang bukti narkoba jenis sabu seberat 2 Kg yang dibungkus dalam kemasan teh Cina. "Saat hendak terjadi transaksi, tersangka Heriyanto sadar bahwa yang memesan polisi, kemudian melawan dan melarikan diri. Kepada tersangka yang kabur kami tegaskan untuk secepatnya menyerahkan diri, karena cepat atau lambat hidup atau mati akan kami tangkap," ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara dalam pres release di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Kamis (6/9/2018) malam. 

Kapolda menyatakan, peredaran narkoba di Sumsel sudah sangat mengkhawatirkan. Untuk itu kepolisian khususnya Polda Sumsel berkomitmen dalam memberantas peredaran narkoba ini. 

Tersangka Heriyanto yang ditembak mati ini termasuk jaringan pengedar narkoba asal Aceh. Untuk itu, pihak terus melakukan pendalaman apakah terkait dengan jaringan yang ditembak mati oleh BNNP Sumsel, belum lama ini.

Terpisah, selama tahun 2018 Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumsel menyatakan telah memberikan tindakan tegas dengan menembak mati empat sindikat narkotika dengan barang bukti jenis sabu sebanyak 25 kilogram.

Kepala BNNP Sumsel Brigjen Pol Jhon Turman Panjaitan mengatakan, masuknya narkoba ke Sumsel sebagian  besar dari Aceh, Medan dan Riau menggunakan jalur darat dan laut. Jalur laut masuk melalui jalur tikus menuju kawasan TAA dan juga Tulung Selapan OKI.

“Pada tahun 2018 ini yang ditembak mati sebanyak empat orang tersangka. Dari hasil penangkapan sudah ada tersangka yang dijerat tindak pidana pencucian uang. Untuk penyalahgunaan narkotika di Sumsel mencapain100 ribu orang sehingga setiap bulan setidaknya 10 kilogram narkotika yang masuk,” ungkapnya dalam acara sosialisasi bahaya narkoba di OKU Timur.(exe/ist)


0 Komentar