Senin, 27 Agustus 2018 06:31 WIB
Beijing, Tigapilarnews.com - Hingga saat ini antara China dan Amerika Serikat (AS) saling berlomba untuk menguasai perairan di Laut China Selatan yang merupakan jalur pelayaran internasional dan kaya akan tambang minyak.
Rivalitas untuk memperebutkan hegemoni di Laut China Selatan itu sewaktu-waktu bisa pecah menjadi konflik militer sehingga kedua negara meskipun tampak bersahabat sesungguhnya sama-sama pada posisi untuk saling mengincar dan kemudian menyerang.
Militer China sendiri selalu menyatakan bahwa produk-produk alutsista baru, khususnya rudal balistik, kapal induk, jet tempur, dan persenjataan canggih lainnya yang sedang diproduksi adalah untuk persiapan menggempur AS.
Baru-baru ini China bahkan mengumumkan sedang gencar memproduksi pesawat tempur hipersonik yag bisa menjangkau daratan AS (West Coast) dalam waktu 14 menit saja.
Pesawat yang oleh militer China dinamai WU-14 itu diklaim bisa menjangkau daratan AS dalam ‘’sekejap mata’’ karena memiliki kecepatan antara 5 hingga 10 Mach atau minimal 5 kali kecepatan jet tempur supersonik.
Militer China sendiri telah melakukan uji coba terhadap WU-14 sebanyak tujuh kali dan semua uji coba terbang terhadap pesawat tempur hipersonik yang bisa membawa bom nuklir itu berlangsung sukses.
AS sendiri sebenarnya juga sudah lama mengembangkan pesawat tempur hipersonik seperti HTV-2 yang ditargetkan bisa memiliki kecepatan hingga 20 Mach.
Namun hinggga saat ini militer AS belum mengumumkan produk baru dari HTV-2 mengingat AS masih menfokuskan diri untuk memproduksi jet tempur siluman generasi kelima F-35 Lightning II.
Yang pasti kehadiran pesawat tempur hipersonik buatan China yang jelas-jelas telah disiapkan untuk menggempur AS, membuat negara adidaya ini tidak bisa merasa paling menguasai tehnologi pesawat tempur.
AS bahkan menjadi negara yang terancam oleh serangan militer negara lain dan bukan lagi menjadi negara yang ‘’selalu pada posisi mengancam’’.