Jumat, 24 Agustus 2018 19:13 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA merilis hasil surveinya yang terbaru, yang menyebut bahwa pasangan bakal Capres-Cawapres, Joko Widodo – Ma’ruf Amin unggul telak di pemilih muslim dibanding pesaingnya, Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar menjelaskan bahwa ada 5 alasan mengapa Jokowi-Ma’ruf bisa unggul telak. Pertama, umat Islam katanya merasa lebih terwakili dengan keputusan Jokowi yang memilih pasangan cawapres dari kalangan ulama, yakni Ma’ruf Amin.
“Ma’ruf Amin adalah ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia), sementara Sandiaga bukan tokoh yang dikenal dalam pergerakan Islam. Kedua, umat Islam puas dengan kinerja Jokowi sebagai Presiden RI,” kata Rully dalam konferensi pers di kantor LSI Denny JA, Jumat (24/8/2018).
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden Jokowi, mencapai angka 75 persen. Sementara yang menyatakan tidak puas minor di angka 21,5 persen, dan sisanya menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab. Masyarakat yang merasa puas, akan cenderung memilih kandidat yang sama.
“Ketiga, lebih banyak karakter Jokowi yang lebih disukai pemilih muslim. Dari 7 personaliti atau karakter yang kita tanya kepada pemilih muslim, Jokowi unggul di lima personaliti, sementara itu Prabowo unggul di dua personaliti,” ujarnya.
Jokowi, jelas Rully, unggul dalam personaliti jujur, nasionalis, agamis/religius, perhatian pada rakyat, dan mampu mengambil putusan dengan tegas. Sementara untuk Prabowo, unggul dalam personaliti pintar dan juga berwibawa sebagai pemimpin.
“Keempat, lebih banyak karakter Ma’ruf Amin yang lebih disukai pemilih muslim. Dari tujuh personaliti yang ditanya kepada pemilih muslim, Ma’ruf Amin berhasil unggul di empat personaliti, sedangkan Sandiaga unggul di tiga personaliti,” ungkap dia.
Ma’ruf Amin, unggul dalam hal jujur, nasionalis, agamis/religius, serta perhatian kepada rakyat. Sedangkan Sandiaga Uno unggul dalam hal pintar, berwibawa sebagai pemimpin, mampu mengambil keputusan dengan tegas.
“Kelima, umat Islam menyukai program yang menguatkan ekonomi umat. Dukungannya mayoritas diangka 84,7 persen. Yang menyatakan itubprogram biasa saja hanya 6,7 persen, dan yang tidak suka lebih kecil lagi di angka 0,8 persen,” tukas Rully.