Jumat, 03 Mei 2019 05:31 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Dari hasil hitung cepat (quick count) pemilu presiden dan wakil presiden, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, setelah 100 % data yang masuk dengan margin of error sebesar 1%, suara pasangan Jokowi-Maruf Amin unggul sebesar 55.71%, sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno sebesar 44.29%.
"Dengan hasil tersebut, jelas bahwa pasangan Jokowi-Maruf Amin akan melenggang menjadi pasangan yang akan memimpin di republik ini," ujar analis LSI Denny JA, Ardian Sopa, dibilangan Rawamangun, Kamis (2/5/2019).
Quick Count sejumlah lembaga survei yang dipublikasi menunjukan bahwa Jokowi-Maruf menang dengan selisih 9-11 %. Selisih terkecil antara kedua pasangan calon terdapat dalam hasil quick count Lembaga Indobarometer. Dimana selisih antara Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi sebesar 8.70 %.
"Sementara selisih terbesar antara kedua calon terdapat dalam quick count LSI Denny JA. Hasil data 100 % quick count LSI Denny JA menunjukan bahwa selisih kedua pasangan calon mencapai 11.42 %.," ulas Sopa.
Data quick count, LSI Denny JA, menunjukan bahwa Jokowi-Maruf menang di 21 provinsi di Indonesia. Sementara Prabowo-Sandi menang di 13 provinsi di Indonesia. Jika pemilih pada pilpres 2019 tercatat sebesar 192.866.254 pemilih dengan asumsi partisipasi pemilih sebesar 80.76 % (versi QC), maka estimasi suara sah pada pilpres 2019 sebesar 155.758.787 suara.
Jika Jokowi-Maruf memperoleh suara sebesar 55.71 % artinya sama dengan 86.773.220 suara. Dan Prabowo-Sandi memperoleh suara 44.29 % artinya setara dengan 68.985.566 suara. Jika selisih kedua pasangan calon sebesar 11.42 %, artinya selisih itu setara dengan kurang lebih 17 juta suara selisih antara kedua kandidat.
"Jika dibandingkan dengan data survei LSI Denny JA pada Agustus 2018, dukungan terhadap Jokowi-Maruf tak banyak berubah. Sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandi cenderung mengalami kenaikan signifikan. Namun tak bisa melewati dukungan Jokowi-Maruf," kata Sopa.
LSI Denny JA menemukan bahwa ada 5 alasan utama kemenangan pasangan Jokowi-Maruf. Kelima alasan tersebut yang pertama adalah mayoritas publik puas atas kinerja Jokowi sebagai presiden. Tingkat approval rating Jokowi mencapai 69.5 % (exitpoll 17 April 2019).
Kedua, Jokowi punya sejumlah program populis yang diketahui luas dan disukai. Sejumlah program Jokowi yang dikenal luas dan disukai antara lain seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH), pembangunan infrastruktur, dana desa, dan beras sejahtera (rastra).
"Program-program ini dikenal rata-rata diatas 70%, dan rata-rata diatas 60% disukai," lanjut Sopa.
Ketiga, Jokowi-Maruf punya 3 basis pemilih utama dan loyal. Ketiga basis pemilih utama tersebut adalah antara lain, pemilih minoritas (Dukungan Jokowi-Maruf 83.1%), pemilih wong cilik (dukungan Jokowi-Maruf 56.4 %), dan pemilih NU (dukungan Jokowi Maruf sebesar 53.8 %). Keunggulan Jokowi-Maruf di 3 segmen pemilih penting ini menjadi kunci kemenangan di pilpres 2019.
Keempat, lanjut Sopa adalah terkait golput yang proporsional dari kedua pendukung kandidat. Hasil quick count LSI Denny JA menunjukan bahwa angka voter turn out (partisipasi pemilih) mencapai 80.76 %. Artinya mereka yang tidak menggunakan hak pilih (golput) sebesar 19.24 %.
Dan yang terakhir kata Sopa, kepribadian Jokowi lebih disukai dibandingkan Prabowo. Hampir semua aspek kepribadian, Jokow dinilai public lebih unggul disbanding Prabowo.
"Kepribadian tersebut diantaranya Jokowi dinilai lebih jujur, pintar, nasionalis, dan perhatian terhadap rakyat, " tandas Sopa. (Zar)