Kamis, 16 Agustus 2018 13:58 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kembali menerangkan tahapan peserta potensial Pelatihan Penumbuhan Minat Kewirausahaan di Kalangan Pemuda 2018 yang akan diberikan kesempatan untuk mengakses permodalan sebesar Rp15 juta.
“Total dibagikan untuk sekitar 100 peserta. Ada dua kriteria untuk peserta dapat menerima modal dari Kemenpora, yakni untuk pemuda yang baru mau berwirausaha dan kedua yang baru berwirausaha,” terang Ketua Panitia sekaligus Kabid Pemetaan Kewirausahaan di Kemenpora, Sutrija, di sela-sela Pelatihan Bacht 7, di Teater Wisma Kemenpora, Kamis (16/08/2018) pagi.
“Untuk kriteria pemuda yang baru mau berwirausaha akan kami nilai dari bisnis plannya. Sedangkan untuk pemuda yang sudah berwirausaha, nantinya kami akan cek apakah selama tiga bulan sampai dua tahun usahanya tersebut memiliki prospek untuk bisa dikembangkan lagi,” imbuh pengusaha batik dengan merk Jaja Batik, asal Cirebon tersebut.
Dikatakannya juga, mendatangkan banyak narasumber berpengalaman. Di antaranya Asosiasi Penulis dan Inspirator Seluruh Indonesia (ASPIRASI), Komunitas Sahabat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Bank Mahasiswa.
Menimbang banyaknya jumlah peminat kegiatan ini, Kemenpora akan menyelenggarakan program yang sama tentunya dengan menggandeng lebih banyak lagi mitra kerja sama yang memiliki semangat dan fokus untuk memajukan Kewirausahaan Pemuda. “Misalnya hari ini, kami, dari Aspirasi ada motivator dan tutor juga. Kita bisa mentoring dari mereka juga,” ucapnya.
Nantinya, Setiap angkatan akan ditampilkan satu pengusaha muda sukses. Jadi, disamping sukses story, peserta harus bisa memaparkan bagaimana teori-teori tentang bagaimana dia meraih kesuksesan tersebut.
“Jadi setiap angkatan ada satu wirausaha pemuda yang kami tampilkan di akhir acara supaya merangsang pemuda-pemuda ini mau berusaha. Karena sukses waktu muda itu sangatlah luar biasa. Hal tersebut kami lakukan untuk merangsang keinginan para pemuda untuk sukses sebagai wirausaha sejak muda,” imbuhnya.
Lebih jauh, Sutrija juga menerangkan soal metode kanvas. “Jika dalam pemilunya, adalah quick count. Bedanya kami menerapkan metode kanvas untuk melihat usaha lama dan usaha cepat sebagai perbandingan. Bisnis kanvas ini supaya dalam paparannya cukup dengan satu lembar kertas sudah bisa meamparkan tentang bagaimana cara memulai berwirausaha yang baik dan sukses inilah yang disebut bisnis kanvas,” jelasnya.
Lalu, masih dikatakan Sutrija, apabila wirausaha pemuda yang telah dipilih lalu nantinya di tengah jalan mengalami kebangkrutan, maka akan dimasukkan inkubator. Dengan demikian, supaya kebangkrutan tersebut dapat ditangani secar cepat oleh para tutor.
“Kita ada dua wilayah, satu wilayah Jabodetabek dan wilayah dari luar. Untuk yang delapan angkatan ini, khusus untuk Jabodetabek dan yang di luar Jabodetebek masih ada tujuh lagi. Total peserta yang mendaftarkan diri mencapai 3.000 sedangkan untuk setiap angkatan dari total 8 angkatan kami hanya menargetkan 100 pemuda per angkatan,” katanya.
“Namun diluar dari target tersebut, kami menginginkan sebanyak-banyaknya dalam mencetak para pemuda beriwirausaha. Rata-rata paling banyak di kuliner. Karenanya, kuliner ini kita bina dari awal sampai akhir dan biasanya untuk pengembangannya kekurangan modal. Ini yang kita reduks supaya pemuda pemuda ini mulai belajar pelan pelan yang namanya usaha. Karena begitu mulai order banyak, modal tidak ada, lalu teriak lagi kurang modalnya. Pelan-pelan saya bilang. Karena pemuda sekarang inginya instan, inginnya oreder banyak dan jadi langsung kaya. Karena kalau naiknya cepat, takut jatuhnya juga cepat. Maka dari itu hargailah setiap prosesnya,” pungkasnya.
Sementara itu, selain Sutrija hadir pula di antaranya Perwitasari selaku Kasubbid Pemetaan Bidang Penelusuran dan Pemetaan Potensi Kewirausahaan Pemuda, Ruskomalasari, lalu narasumber Afiat Rasyid Rustamadji, Sekretaris BPD DKI Jakarta Komunitas Sahabat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) , Ellies Sutrisna, Freddy Tanudjaja, Anggie Intan Mokoginta dan Arya Setra.(exe)