Selasa, 07 Agustus 2018 20:16 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Peran pemuda mampu memutar roda ekonomi Indonesia. Penilaian tersebut disampaikan Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda, Imam Gunawan, di sela-sela Pelatihan Penumbuhan Minat Kewirausahaan di Kalangan Pemuda 2018 (Batch 6), Ruang Teater Wisma Kemenpora, Selasa (07/08/2018) pagi.
“Secara konsep teori bahwa eksistensi wirausaha ini kreatif meng-create aktifitas-aktifitas ekonomi itu akan memberikan dampak seperti lapangan kerja karena didalamnya membutuhkan tenaga kerja. Lalu membutuhkan input bahan-bahan dan kalo bicara output mereka membutuhkan para pelaku pelaku yang bisa bersinergi dengan mereka. Dari situ, kita bisa melihat konseptualnya peran wirausaha itu men-create pekerjaan, aktivitas ekonomi dan menyerap lapangan kerja. Kalau menyerap lapangan pekerjaan tentu efek kedepannya juga akan menciptakan kesejahteraan di lingkungan sekitarnya maupun untuk dirinya sendiri,” terangnya kepada para awak media.
“Kalau perannya, misalnya, beberapa ahli pengembangan ekonomi menyatakan, yakni Pak Ciputra butuh 1,8 persen penduduk Indonesia ini menjadi wirausaha. Angka itu menjadi ancer-ancer keberadaan wirausaha secara umum bukan hanya pemuda. Nah kalau ini pemuda, maka semakin cepat pemuda itu masuk ke dunia wirausaha maka life time-nya makin panjang, kreatifitasya makin panjang dan juangnya juga motivasinya lebih panjang. Maka diharapkan dari satu kegitaan ini akan menginisiasi prakasa-prakasa bisnis yang semula hanya satu. Kemudian dapat memverifikasi kewirausaahnnya menjadi berbagai macam sektor dan tentu menjadi peran yang sangat bagus untuk itu,” jelasnya.
Lebih jauh dikatakannya lagi, jadi kalau mau secara keekonomiannya mungkin bisa dilihat di data data BPS atau mungkin di laporan laporan ekonomi dari Bank Indonesia (BI). “Tapi kami yakin bahwa keberadaan mereka sangat berdampak kepada penciptaan lapangan tenaga kerja dan kalau ditarik ke belakang, maka kesejahteraan masyarakat akan terbangun,” imbuhnya.
Selain itu, Imam kembali menerangkan, jika Kemenpora bersama Sahabat UMKM melakukan kurasi produk hasil peserta Pelatihan Batch 1-4. Pola ini juga akan dilakukan untuk seleksi tahap akhir Pelatihan.
Nantinya, hal Ini untuk mengisi bazar atau event dalam rangka menyukseskan Asian Games. Lebih jauh, sebanyak 17 peserta potensial dari pelatihan batch 1-4 diberikan kesempatan untuk mengakses fasilitasi pendirian legalitas badan usaha.
Program Kewirausahaan Pemuda merupakan program prioritas dalam mendukung program nasional dalam rangka pencapaian satu juta wirausaha baru. Kemenpora bekerjasama dengan Asosiasi Penulis dan Inspirator Seluruh Indonesia (ASPIRASI), Sahabat UMKM, Bank Mahasiswa dan sedang menjajaki kerja sama dengan Livelife Indonesia.
Peserta kegiatan tidak hanya berasal dari wilayah Jabodetabek saja, peserta juga berasal dari Bandung dan Yogyakarta. Kegiatan Penumbuhan Minat Kewirausahaan Pemuda sebelumnya telah berjalan lima angkatan dari total delapan angkatan. Di akhir tahapan peserta potensial akan diberikan kesempatan untuk mengakses permodalan sebesar Rp15 juta rupiah.
Sampai dengan hari ini, jumlah pendaftar telah menapai lebih dari 2.500 orang. Menimbang banyaknya jumlah peminat kegiatan ini, Kemenpora akan menyelenggarakan program yang sama tentunya dengan menggandeng lebih banyak lagi mitra kerja sama yang memiliki semangat dan fokus untuk memajukan Kewirausahaan Pemuda.
Dalam kesempatan tersebut, di antaranya dihadiri Ketua Panitia sekaligus Kabid Pemetaan Kewirausahaan di Kemenpora, Sutrija dan Perwitasari selaku Kasubbid Pemetaan Bidang Penelusuran dan Pemetaan Potensi Kewirausahaan Pemuda, Ruskomalasari, lalu narasumber Faizal Hasan Basri (Sekretaris BPP Komunitas Sahabat UMKM), Freddy Tanudjaja, Ellies Sutrisna dan Monique Soerjaatmadja.
Sementara itu, Afiat Rasyid Rustamadji, Sekretaris BPD DKI Jakarta Komunitas Sahabat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menuturkan jika pihaknya mendorong para peserta untuk tampil dengan memberikan sejumlah fasilitas.
“Di antaranya kami siapkan dua booth gratis buat adik-adik untuk bisa menampilkan produknya saat Asian Games. Mereka bisa berjualan dan paling tidak bisa jadi branding. Di luar sana, belum tentu ada yang mendapatkan itu secara gratis,” tegasnya.
Diutarakannya lagi, ada dua booth gratis dari program Kemenpora untuk member Sahabat UMKM dan delapan booth sisanya kami menyediakan bukan sistem berbayar. “Yang kami tawarkan kepada yang nonmember namun bagi hasil. Jadi tetap menarik. Dalam artian begini, berapa hasil berapapun itu, contohnya 20-80 persen atau 30-70 persen sebetulnya tidak mengganggu dari profitnya karena sebenarnya tinggal harga dasar mereka tinggal ditingkatkan menjadi 20 atau 30 persen, jadi semuanya happy. Panitia happy, mereka pun juga ikut happy,” katanya.
Masih dikatakannya lagi, pihaknya ingin membuat pola pikir para pelaku usaha UMKM lebih baik. “ Kalau mau mendapatkan hasil, ya harus mau berkorban sesuatu, entah itu waktu, tenaga dan biaya. Jadi minset bukan hanya sekedar gratisan saja. Memang difasilitasi gratis namun ada tahapan yang akan kami seleksi seperti apakah benar anda punya usaha dan produk. Jadi kami tidak serta merta para peserta yang daftar dapat fasilitas gratis begitu saja,” pungkasnya.(exe)