Senin, 23 Juli 2018 13:23 WIB
Moskwa, Tigapilarnews.com - Badan Intelijen Federal Rusia, FSB melakukan penyelidikan setelah dugaan kebocoran teknologi rudal hipersonik rahasia ke Barat dari dalam beberapa lab riset terkemuka di negara itu.
Seperti diketahui Rusia mengembangkan sistem senjata berkecepatan hipersonik yang dapat menembus sistem pertahanan anti-rudal AS yang diketahui tidak mampu mencegat proyektil yang terbang pada ketinggian mesosfer (35.000-80.000 m). Oleh karena itu, untuk menghancurkan kekuatan lawan adalah dengan menjalankan serangan hipersonik. Sebagai klasifikasi: subsonik (di bawah Mach 1); supersonik (Mach 1 dan Mach 5 – hingga 6000 km/jam), dan hipersonik (Mach 5 dan Mach 10 – hingga 12.000 km/jam).
Kommersant melaporkan FSB mengerebek dua fasilitas penelitian yang terkait dengan badan antariksa federal negara itu, Roscosmos, atas dugaan kebocoran. Berita itu datang satu hari setelah Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah melakukan uji coba rudal hipersonik baru Kinzhal.
Sebagai bagian dari penyelidikannya, FSB dilaporkan menggeledah kantor Central Research Institute of Machine Building (TsNIImash), yang mengembangkan roket dan teknologi ruang angkasa, dan kantor kepala penelitian United Rocket and Space Corporation, Dmitry Payson.
TsNIIMash adalah perusahaan ruang angkasa dan pertahanan milik negara Rusia.
Jika kabar data rudal Rusia jatuh ke barat, maka ini menjadi malapetaka karena jelas bisa membuat keunggulan komparatifnya menjadi lemah.
“Telah ditetapkan bahwa karyawan TsNIImash bertanggung jawab atas kebocoran tersebut,” kata salah satu sumber yang akrab dengan materi kasus FSB dikutip oleh Kommersant
“Tentu saja kasus ini tidak akan berakhir hanya dengan beberapa pemecatan,” kata sumber itu lebih lanjut.
“Menurut Anda, saya akan memberi tahu Anda?” Dia menolak berkomentar.
Payson dikutip oleh situs berita RBC ketika diminta untuk mengomentari tuduhan tersebut. “Semakin sedikit Anda menyebutkan nama saya dalam konteks ini, semakin baik untuk semua orang,” tambahnya.
Kommersant melaporkan karyawan TsNIImash yang dicurigai dalam kebocoran tidak terlibat dalam produksi rudal hipersonik tetapi memiliki akses ke informasi sensitif karena “tingkat kerjasama yang tinggi” dengan perusahaan negara yang melakukan.