Minggu, 27 Mei 2018 14:48 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Jamaah haji Indonesia akan mendapatkan tambahan jatah makan.
Pada 2016 mereka hanya mendapatkan jatah makan 24 kali. Setahun kemudian jumlah itu bertambah jadi 25 kali. Pada 2018 jatah makan mereka meningkat pesat.
"Jamaah haji kita di Makkah akan dapat jatah makan hingga 40 kali. Bertambah 15 kali dari jumlah sebelumnya," kata Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama, Prof Dr Nizar Ali, saat memberikan pembekalan kepada 780 petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Ahad (27/05/2018).
Jumlah tersebut menurutnya masih kurang, karena seharusnya 50 porsi makan setiap jamaah haji. Namun, ada kendala yang dihadapi. Distribusi makanan mengalami kendala, karena kondisi Makkah sudah padat.
Jamaah haji sudah begitu padat. Kendaraan yang membawa makanan sulit untuk masuk. Kalau dipaksakan maka makanan akan basi, sehingga akan mubazir.
Sebetulnya, kata dia, makanan bisa disiasati dengan lauk yang lebih bertahan lama, seperti rendang. Hal tersebut akan dibicarakan lebih lanjut.
Tak hanya itu, pihaknya memastikan makanan yang dikonsumsi jamaah haji harus bercita rasa Indonesia.
Hal ini direalisasikan dengan melibatkan petugaa koki dari Indonesia. Kemenag sudah menggandeng sekolah pariwisata jurusan tata boga untuk merealisasikan kebijakan tersebut.
Sebenarnya, pemerintah menginginkan sebagian bumbu yang digunakan dikirim dari Indonesia. Namun, hal ini berkaitan dengan kesiapan asosiasi bumbu di dalam negeri. Kalau mereka tak sanggup, maka tak bisa dilaksanakan.
Kebijakan tentang makan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan jamaah sehingga mereka lebih semangat melaksakan rentetan ibadah haji.
Mereka juga tak lagi dipusingkan dengan mencari makan sendiri atau bahkan masak sendiri. "Kita akan terus mengevaluasi dan menghadirkan inovasi untuk jamaah haji kita," kata dia.(exe/ist)