Senin, 14 Mei 2018 10:01 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com _ Simpati dan solidaritas dari komunitas internasional terus mengalir masuk pada akhir hari Minggu berdarah di ibu kota provinsi Jawa Timur, Surabaya, di mana enam keluarga melakukan serangan bom bunuh diri yang menargetkan umat Kristiani.
Serangkaian ledakan menghantam tiga gereja di ibu kota provinsi Surabaya sekitar pukul 07.00, menyebabkan sedikitnya 13 orang tewas dan lebih dari 40 lainnya luka-luka. Kelompok Negara Islam (ISIS) telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri melalui agen propagandanya, Amaq.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull dan Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengeluarkan pernyataan bersama pada Minggu malam, mengutuk apa yang mereka sebut serangan teroris terhadap pertemuan agama damai.
"Kedua negara kami berbagi komitmen bersama untuk saling menghormati dan keragaman dan kami menolak mereka yang berusaha menyebarkan perpecahan dan kebencian," kata mereka dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Twitter.
Diplomat top Singapura, Vivian Balakrishnan, juga turun ke media sosial untuk mengungkapkan kesedihan mendalamnya atas "serangan bom yang mengerikan".
"Kami sangat mengutuk tindakan tak beralasan ini, yang telah mengambil beberapa nyawa dan melukai orang lain," katanya dalam posting di halaman Facebook-nya pada hari Minggu.
Menteri Negara untuk Asia dan Pasifik Inggris, Mark Field, menyumbang tweet-nya sendiri, mengungkapkan solidaritas dengan rakyat Indonesia. “Dikejutkan oleh serangan teroris pagi ini di Surabaya. Kami berdiri bersama rakyat Indonesia di masa sulit ini. #KamiTidakTakut, ”dia tweeted, menggunakan terjemahan Indonesia dari hashtag #WeAreNotAfraid.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea juga mengeluarkan komentar tentang serangan teroris, mengatakan pemerintah Korea Selatan "mengutuk keras" insiden itu, dan menyatakan niatnya untuk bekerja sama bergandengan tangan dengan Indonesia untuk melawan "teror yang mengancam seluruh umat manusia".
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend, "mengutuk keras" serangan terhadap tempat-tempat ibadah tanpa memandang agama dan mengatakan Uni Eropa "siap untuk melanjutkan dialog dan kerja sama kami".
“Kami menghadapi tantangan yang sama di Eropa, dan kami harus saling mendukung,” kata Guerend saat di wawancara pada hari Minggu.
Namun, dia menolak berkomentar apakah insiden itu memiliki efek pada kepentingan bisnis Eropa di Indonesia.
Di situs web Uni Eropa untuk perlindungan konsuler bagi warga negara Uni Eropa di luar negeri, sebagian besar negara anggota meminta warga mereka untuk tetap berhati-hati dan memperingatkan agar tidak bepergian ke daerah-daerah tertentu di Indonesia.
Situs web Smartraveller pemerintah Australia terus memberikan saran kepada warganya di Indonesia untuk "melakukan kewaspadaan tingkat tinggi di Indonesia, termasuk di Bali, Surabaya dan Jakarta, karena ancaman serangan teroris yang tinggi".
Ia juga mengatakan ada risiko tinggi serangan teroris lebih lanjut menjelang dan selama bulan suci Ramadhan, yang berlangsung dari pertengahan Mei hingga pertengahan Juni.
Situs web pemerintah Kerajaan Inggris juga memperbarui saran perjalanan luar negerinya untuk mencerminkan insiden terbaru, tetapi tanpa banyak perubahan dalam penilaian keselamatan perjalanan di Indonesia. "Sekitar 360.000 warga Inggris mengunjungi Indonesia setiap tahun. Sebagian besar kunjungan bebas masalah," katanya.