Kamis, 26 April 2018 11:56 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Delegasi investasi tingkat tinggi Hong Kong-Shanghai mengunjungi Jakarta untuk mendiskusikan kerjasama dan kesempatan ekonomi di Indonesia, khususnya di bawah “Belt and Road Initiative” di tengah giatnya pembangunan infrastruktur di negeri ini. Diorganisasi oleh Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) bekerjasama dengan Shanghai Federation of Industry and Commerce, delegasi tersebut terdiri dari 40 investor dari Hong Kong dan Tiongkok dengan minat dan keahlian di bidang keuangan, konsultansi, arsitektur, energi, pengolahan air dan sampah, konstruksi dan keinsinyuran, hukum dan akunting, transportasi dan sektor-sektor lain. Dari tanggal 25 hingga 27 April 2018, delegasi investasi ini akan bertemu dengan pemerintah dan para pemimpin bisnis Indonesia untuk mendorong kerjasama yang lebih erat antara Indonesia, Hong Kong dan Tiongkok di berbagai bidang. Fasilitator “Belt and Road”: Hong Kong dan Shanghai Berbicara pada seminar “Kerjasama Strategis Indonesia-Hong Kong dalam Belt and Road Initiative” yang digelar bersama oleh HKTDC, Chinese Chamber of Commerce, Hong Kong (CGCC) dan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) di Jakarta pada tanggal 25 April, Chairman HKTDC Mr Vincent HS Lo mengatakan Belt and Road Initiative membawa kesempatan dan keuntungan yang nyata bagi Indonesia dan kawasan. “Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan salah satu negara penggagas masyarakat ASEAN, berperan sangat penting dalam membentuk wujud Belt and Road Initiative ini. Saya senang kepercayaan yang sudah terpupuk lama dengan Indonesia menjadi modal awal untuk bekerjasama. Menawarkan kombinasi permodalan, keahlian professional dan kapabilitas produksi dari Hong Kong dan Shanghai, kami berharap dapat berkolaborasi dengan rekan kerjasama di Indonesia untuk mengubah kesempatan investasi ke dalam kerjasama bisnis yang menguntungkan”, ujarnya. Co-Mission Leader Dr Jonathan Choi, Chairman CGCC dan Chairman Sunwah Group mengatakan: “Delegasi kami terkesan dengan prospek dari proyek-proyek pembangunan di negara ini kedepan. Selain kebutuhan modal, kami juga melihat permintaan yang tinggi untuk solusi total bagi pengembangan infrstruktur. Di dalam delegasi kami, ada sejumlah perwakilan dari berbagai penyedia layanan, mulai dari arsitektur dan keinsinyuran, konstruksi, teknologi informasi, manajemen proyek dan operasi, sampai hukum dan manajemen resiko. Mereka siap mengkontribusikan keahlian mereka untuk proyek-proyek pembangunan yang sudah direncanakan.” Seminar ini juga menampilkan tokoh ternama di bidang bisnis dan investasi termasuk Dato Sri Tahir, Pendiri Mayapada Group; Bp.Chairul Tanjung, Pendiri dan Pemimpin CT Corp; Bp.Thomas Lembong,
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM); Mr Xu Shilong, Chairman Shanghai Geoharbour Construction Group; dan Ibu Shinta Widjaja Kamdani, Wakil Ketua Umum KADIN. Penandatanganan MoU antara HKTDC dan BKPM digelar setelah seminar, disusul networking luncheon di mana Presiden Republik Indonesia, Bp. Joko Widodo memberikan keynote speech. Sesi networking juga digelar dengan para pemilik proyek lokal untuk mendiskusikan kesempatan kerjasama dengan para delegasi. Kerjasama di Bidang Infrastruktur Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di Asia, Indonesia telah menjadi partner penting bagi Hong Kong dan Tiongkok. Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pembangunan infrastruktur di Indonesia dilakukan dalam skala begitu besar yang belum pernah ada sebelumnya. Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di tahun 2019, pemerintah menargetkan membangun 2.650 km jalan nasional baru, 1.852 jalan tol, jembatan baru termasuk di Papua dan Kalimantan, sejumlah bendungan, dan proyek infrstruktur lainnya. Sebagai fasilitator, Hong Kong dapat memfasilitasi kesempatan investasi dua arah antara Indonesia dan Tiongkok. Hubungan bisnis jangka panjang dan stabil Hong Kong dan Indonesia memiliki hubungan bilateral yang erat dan kuat dengan nilai bisnis dan perdagangan yang tinggi. Berdasarkan data HKTDC, Indonesia adalah pasar ekspor terbesar ke-22 bagi Hong Kong, dengan total nilai ekspor mencapai USD 2,9 miliar, naik 7,2 persen year-on-year. Komoditas ekspor utama antara lain peralatan dan sparepart telekomunikasi (35,7%), kain berbahan rajutan (5,9%) dan komputer (4,5%). Di periode yang sama, impor Hong Kong dari Indonesia tumbuh 8,8 persen menjadi USD 2,5 miliar. Komoditas impor utama termasuk batu bara, non aglomerasi (23,4%), perhiasan (14,5%), dan makanan olahan (9,1%).
Tentang HKTDC - Didirikan pada tahun 1966, Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) adalah badan perdagangan yang khusus didirikan untuk menciptakan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan dan bisnis asal Hong Kong. Dengan lebih dari 40 kantor global, termasuk 13 kantor di Tiongkok, HKTDC mempromosikan Hong Kong sebagai fasilitator bisnis yang menghubungkan China, Asia, dan dunia. Dengan 50 tahun pengalaman, HKTDC menggelar pameran internasional, konferensi, dan misi bisnis untuk menawarkan perusahaan-perusahaan Hong Kong khususnya UKM kesempatan bisnis di Tiongkok dan pasar global, sambil memberikan informasi melalui publikasi perdagangan, laporan riset, dan kanal digital, termasuk lewat media. (AA)