Kamis, 29 Maret 2018 14:00 WIB

Kasus TBC Capai 9,6 Ribu, Puskesmas di Bandung Layani Pasien TBC

Editor : Amri Syahputra

Bandung, Tigapilarnews.com - Dinas Kesehatan Kota Bandung memastikan seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) di Kota Bandung bisa melayani dan mengobati pasien tuberulosis (TBC). Demikian dikemukakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita pada peringatan Hari TBC (Tuberculosis ) Sedunia Tingkat Kota Bandung di Balai Kota Bandung, Rabu, 28/03/2018. 

"Dengan adanya pengobatan TBC di setiap puskesmas sehingga masyarakat yang terkena penyakit tersebut tidak usah sulit untuk mencari tempat pengobatan, cukup ke Puskesmas terdekat ataupun ke rumah sakit,” ucapnya.

Memurut Rita, pengobatan TBC dilakukan melalui metode DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course), yaitu pengawasan langsung pengobatan jangka pendek, dengan tujuan menjamin kesembuhan bagi penderita, mencegah penularan, mencegah resistensi obat, mencegah putus berobat dan segera mengatasi efek samping obat jika timbul. 

"Dengan metode DOTS diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat tuberkulosis di dunia, khususnya di Kota Bandung," katanya.

Rita mengatakan, metode DOTS tersebut merupakan program dari pemerintah pusat dan cukup signigfikan untuk pengobatan kasus TBC karena masyarakat yang menderita TBC akan mudah untuk mendapatkan pengobatan sehingga tidak akan menyulitkan penderita. 

“DOTS merupakan program pemerintah pusat bahwa untuk pengobatan dengan metode ini dapat droping dari pusat, sehingga tidak akan menyulitkan, semua sudah tersedia fasilitas pelayanan kesehatan dengan baik,” jelasnya. 

Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat saat ini di Kota Bandung terdapat sebanyak 9.632 kasus TBC (Tuberculosis) dengan kasus yang dilaporkan sebanyak 399 per 100.000 penduduk.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita mengatakan dari jumlah kasus tersebut hingga saat ini baru sekitar 80 persen yang telah mendapatkan pengobatan secara intensif, sehingga pihaknya masih harus berkoordinasi agar semua pasien mendapat layanan kesehatan.

"Saat ini baru 80% dari yang seharusnya 90%, jadi kurang 10% lagi dan itu harus kita kejar. Kita berkoordinasi dengan fasilitas pelayanan lainnya untuk mencapai target ini,” tuturnya.  

Menurut Rita, terdapat beberapa faktor yang menyebabakan penyakit TBC, di antaranya  faktor lingkungan di daerah yang padat penduduk, pemukinan yang kurang baik, fentilasi rumah dan pencahayan yang kurang sehingga menimbulkan kelembaban.

“Bukan hanya badan saja yang fit dan daya tahan tubuhnya baik, tetapi lingkungan juga harus bersih,” ujar Rita.

Rita menjelaskan TBC tidak hanya menyerang organ paru paru saja, tetapi bisa juga menyerang tulang, usus dan pencernaan lainnya dan kasus ini bisa terjadi  kepada anak-anak hingga orang dewasa.

“Jadi tidak hanya anak anak saja, dewasa juga bisa terserang TBC. Harus diingat oleh kita, organ tubuh pun bukan hanya paru paru, tapi organ lain pun bisa terkena TBC,” tuturnya.


0 Komentar