Jumat, 16 Maret 2018 14:27 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Arab Saudi akan mengembangkan senjata nuklir jika saingan utamanya, Iran, melakukannya.
Hal itu dikatakan oleh Pangeran Mahkota Muhammad bin Salman, meningkatkan prospek perlombaan senjata nuklir di wilayah yang telah mengalami konflik.
"Arab Saudi tidak ingin mendapatkan bom nuklir, namun tanpa diragukan lagi jika Iran mengembangkan bom nuklir, kami akan mengikutinya secepat mungkin," kata Pangeran Muhammad bin Salman seperti disitat Reuters dari CBS dalam sebuah wawancara, Kamis (15/03/2018).
Arab Saudi terlibat perselisihan dengan Iran selama beberapa dekade. Keduanya telah terlibat perang proxy yang telah berjalan lama di Timur Tengah dan sekitarnya, memberikan dukungan kepada sekutunya dalam konflik bersenjata dan krisis politik termasuk di Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman.
Riyadh telah mengkritik kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dengan kekuatan dunia di mana sanksi ekonomi terhadap Iran dicabut dengan imbalan Teheran membatasi program energi nuklirnya. Sanksi AS akan berlanjut kecuali Presiden Donald Trump mengeluarkan "keringanan" baru untuk menangguhkan mereka pada 12 Mei mendatang.
Komentar Pangeran Muhammad juga memiliki implikasi untuk Israel, sekutu AS yang tidak mengkonfirmasi atau menyangkal anggapan luas bahwa negara Zionis itu menguasai persenjataan nuklir hanya di Timur Tengah saja.
Israel telah lama berpendapat bahwa, jika Iran mengembangkan senjata nuklir, akan memicu proyek serupa di antara saingan Arabnya dan selanjutnya membuat kawasan tersebut menjadi tidak stabil.
Israel tidak pernah bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir 1970 (NPT) dan mengatakan akan mempertimbangkan inspeksi dan kontrol di bawah NPT hanya jika merasa damai dengan tetangganya di Arab dan Iran.(exe/ist)