Senin, 05 Februari 2018 11:48 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kegagalan dari Filipina di babak pertama Davis Cup Grup II Zona Asia/Oceania, tidak membuat Ketua Umum PP Pelti, Rildo Ananda Anwar, lupa mengapresiasi kerja keras pemain.
Rildo justru menilai lawan yang dihadapi David Agung dan kawan-kawan memang punya pengalaman dan jam terbang yang lebih baik.
”Program PP Pelti yang baru ini tinggal pelaksanaannya saja. Inilah program kami (mengirim pemain ke luar negeri) dan dalam dua atau tiga tahun akan lihat hasilnya. Soalnya pemain ada yang 17 tahun, 18 tahun, kalau mereka sering dikirim ke luar negeri, bertanding dan mendapat tekanan-tekanan, mereka akan merasakannya dan punya kepercayaan diri yang lebih tinggi,” kata Rildo.
Sementara itu, Mantan petenis Indonesia Wynne Prakusya yang kini menjabat Humas PP Pelti, mengatakan Indonesia memang butuh generasi baru agar tak mengandalkan Christopher Rungkat semata. Karena itu, pemain muda dipanggil memperkuat tim Piala Davis.
”Inilah waktu yang tepat untuk memberi kesempatan kepada pemain muda. Dalam dua atau tiga tahun lagi, mereka mulai matang. Mereka akan punya banyak pengalaman,” terang Wynne.
Adapun David Agung yang takluk atas Alberto Lim di partai keempat tunggal, Wynne menyebut kekalahan itu bukan karena tenaganya sudah habis setelah bermain di partai ketiga ganda sebelumnya. Perempuan kelahiran Solo, 26 April 1981 ini menyebut emosi David masih terbawa dalam permainan partai ketiga saat berpasangan dengan Justin.
Dalam tiga tahun terakhir, tim tenis Indonesia belum pernah memenangi babak pertama Davis Cup Grup II Zona Asia/Oceania. Catatan terbaik selalu bertahan di Grup II melalui babak play-off. Pada 2016, Indonesia disingkirkan Vietnam, 2-3 di first round, lalu menang melalui babak kualifikasi kontra Sri Lanka dengan skor sempurna, 5-0. Tahun lalu, Indonesia juga ditekuk Filipina, 1-4 di babak pertama, selanjutnya sukses di babak play-off menghadapi Kuwait (4-1).
Pada 2018, pasukan Merah Putih kembali menelan pil pahit usai ditundukkan Filipina di depan pendukung sendiri.
Bermain di Lapangan Tenis Terbuka Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu-Minggu (3-4/2), David Agung Susanto dan kawan-kawan harus tunduk dengan skor identik dengan tahun lalu, 1-4. Kini, Stadion Tenis GBK juga tak lagi angker bagi lawan.
Padahal dulu saat tenis Indonesia mencapai masa keemasan, calon lawan sudah takut lebih dulu ketika akan bertandang ke stadion tenis bersejarah tersebut. Pada Piala Davis kali ini, tuan rumah hanya sekali menang di partai kedua hari pertama lewat David Agung Susanto yang menundukkan Jeson Patrombon, 6-2, 7-5.(exe)