Jumat, 08 Desember 2017 07:10 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris mengutuk keras keputusan provokatif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui secara resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mempersiapkan pembukaan kedutaan AS di Yerusalem.
Menurutnya, apa yang dilakukan Trump adalah noktah hitam sejarah peradaban manusia karena tindakan tidak bertanggungjawab ini bukan hanya menginjak-nginjak upaya perdamaian di Timur Tengah dan melukai hati umat Islam di seluruh dunia, tetapi juga berpotensi melahirkan bencana besar bagi kedamaian dunia.
“Bencana dunia itu bernama Trump. Jika dia tetap ngotot merealisasikan keputusan provakatif ini, kelak lembaran sejarah dunia akan mencatatkan namanya sebagai salah satu tokoh yang menjadi noktah hitam dalam perabadan modern manusia. Warga dunia harus melawan keputusan ini,” tegas Fahira dalam keterangan pers, Jumat (8/12/2017).
Fahira mengungkapkan, provokasi yang dilakukan Trump menunjukkan bahwa Presiden Amerika ke-45 ini bukan hanya mengoyak-ngoyak kesepakatan Dewan Keamanan PBB, tetapi juga memungunggi perjuangan dan komitmen negara-negara muslim dan negara-negara lain di dunia dalam membantu kemerdekaan Palestina.
“Trump sama sekali tidak memperdulikan sikap tegas negara-negara muslim terbesar di dunia seperti Indonesia, Turki, dan banyak negara muslim lainnya yang selama ini memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Bahkan dia menutup telinga atas penolakan negara-negara besar seperti Rusia dan China serta negara-negara di Uni Eropa. Orang seperti ini benar-benar akan menjadi bencana besar bagi dunia,” tukas Senator Jakarta ini.
Menurut Fahira, Pemerintah Indonesia harus mengambil peran besar dalam menghentikan rencana tidak bertanggungjawab Presiden Trump ini, bukan hanya kerena Indonesia negara muslim terbesar di dunia tetapi karena ikut memerdekakan Palestina merupakan amanat konsititusi. Konstitusi yang dibuat para pendiri bangsa ini, lanjut Fahira, mengamanatkan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tidak boleh tinggal diam selama masih ada penindasan dan penjajahan di atas dunia.
“Ini saatnya Presiden Jokowi ambil peran besar sebagai kepala negara terdepan yang menekan Amerika mengurungkan niatnya tersebut. Ini momentum bagi Presiden Jokowi untuk menjalankan komitmennya saat kampanye untuk berdiri bersama rakyat Palestina menuju kemerdekaan. Jika nanti keputusan Trump ini benar-benar direalisasikan, Indonesia harus mampu yakinkan dunia, bahwa tidak boleh ada satupun negara yang mengikuti jejak Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel,” pungkas Fahira.
Didampingi Wakil Presiden AS Mike Pence, Presiden Donald Trump mendeklarasikan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Hal tersebut ia sampaikan untuk meredam gejolak yang selama ini terjadi di Timur Tengah.
"Pada hari ini, kita pada akhirnya bisa mengakui satu hal yang sangat jelas, bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota dari Israel," ujar Trump saat berbicara di Ruang Resepsi Diplomatik di Gedung Putih, Kamis (7/12/2017) dini hari waktu Indonesia.