JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto, didampingi Plt. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Yuni Poerwanti bersama Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman dan Anggota Dewan Satlak Prima, Inugroho, menggelar jumpa pers di Media Center Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (19/10) siang.
Ini terkait telah ditandatanganinya Peraturan Presiden tentang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (18/10) kemarin.
Sesmenpora menyampaikan usai ditandatangani Presiden berarti di dalam Perpres ini terdapat peralihan fungsi yang semula ada di Satlak Prima kembali ke Kemenpora dan induk cabang olahraga juga NPC.
"Sesuai amanat di Perpres ini KONI diminta untuk membantu menteri dalam konteks pencapaian prestasi menjelang Asian Games 2018 dan kendala apa saja yang ada," ujar Gatot.
Ia juga menyampaikan bahwa anggota lain dan para staf yang ada di Satlak Prima akan segera memperoleh tugas lain setelah pihaknya berkoordinasi lebih lanjut. Dalam peralihan fungsi secara administratif ini Kemenpora berharap pimpinan cabor tidak terpengaruh dan para atlet tetap berkonsentrasi untuk latihan.
"Kami tegaskan KONI tidak mengambil alih Satlak Prima. Melainkan hanya membantu Menteri untuk kewajiban peningkatan prestasi olahraga, masih ada koordinasi lebih lanjut nantinya antara pemerintah dengan KONI agar terlihat mapingnya. Kemenpora dan KONI sesegera mungkin melakukan pendataan aset dan seluruh data pendukung yang menjadi kewenangan Kemenpora, Kemenpora dan KONI sesegera mungkin menyusun program perencanaan yang akan akan menjadi panduan panduan kegiatan induk organisasi, cabang olaharaga dan NPC," tambahnya.
Terkait anggaran yang akan langsung dibebankan kepada PB cabang olahraga Sesmenpora mengatakan pihaknya akan mengacu pada Perpres yaitu induk cabang olahraga memiliki kewenangan yang cukup dibandingkan sebelumnya artinya anggaran akan langsung dari Kemenpora ke induk cabang olahraga terkait.
“Harapannya, supaya tidak mengganggu persiapan atlet menuju Asian Games 2018. Mengingat waktu yang mepet, pemberlakukan isi Perpres tidak akan menunggu awal 2018. Kita akan segera melakukan percepatan untuk menindaklanjuti perubahan dalam substansi Perpres. Sedangkan fungsi optimalisasi pengawasan pengendalian dan evaluasi kemungkinan akan diambil alih KONI," tambahnya.
Sementara itu, Tono Suratman menyikapi secara tenang terkait peralihan fungsi Satlak Prima ke KONI. "Kami akan melanjutkan tugas-tugas dari Satlak Prima sambil menunggu arahan dari Bapak Menpora, program ini telah berjalan sejak 2010 di tengah jalan ada perbaikan dan optimalisasi terhadap pelatih, atlet maupun menejernya bahkan PB-PB saat ini telah membuat program cerdas menghadapi Asian Games tahun depan," ucapnya.
Ia menegaskan KONI Pusat bertugas untuk memfasilitasi dan mengawasi serta mengkoordinir cabor-cabor di dalam pelaksanaan pelatnas. "Tugas ini sangat berat dalam waktu kurang dari 10 ini saya yakin dan percaya dengan pengurus kami PB serta KONI provinsi telah siap membantu pemerintah dalam pencapaian prestasi di Asian Games 2018," tambahnya.
Tono menyampaikan KONI akan menargetkan peringkat 10 besar pada Asian Games 2018 sesuai permintaan pemerintah.
"Dengan waktu yang tinggal 10 bulan kami akan bekerja keras mudah-mudahan itu bisa tercapai, kami tetap mengawasi, membimbing dan mengawasi cabor-cabor termasuk pengelolaan anggarannya sehingga pencapaian tugas dapat berhasil dengan baik," ucap mantan Kasatlak Prima 2010-2011 ini.
Mantan atlet renang, Ricard Sambera, melihat peralihan fungsi Satlak Prima ke KONI Pusat yang terpenting adalah peningkatan prestasi atlet itu sendiri.
"Dalam transisi ini atlet juga harus berada pada pikiran depan kita jadi apapun yang terjadi jangan sampai latihan atlet tertunda apalagi terpotong, sisa waktu ini sangat krusial untuk atlet jadi kami mohon peralihan ini membawa kabar baik untuk atlet dalam persiapan menuju Asian Games 2018," katanya.(ist)