Senin, 18 September 2017 20:48 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Petani cabai di Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluhkan tanamannya mati mengering dan harga anjlok.
"Tanaman cabai mengering sendiri karena kekurangan air. Seharusnya, setiap hari tanaman cabai harus disiram, tapi kami biarkan karena tidak ada air untuk menyirami," kata salah seorang petani cabai, Wito Mulyo Kasimin, di Gunung Kidul, Senin (18/09/2017).
Ia mengatakan petani juga mengeluhkan mulai menurunnya hasil panen yang ada akibat musim kemarau yang terjadi, kalau pada hari normal para petani mampu memperoleh dua kuintal cabai dalam sekali panen, namun sejak sebulan terakhir para petani hanya mampu memanen sebanyak 60 kilogram cabai dalam sekali panen.
Sekarang harga cabai berkisar Rp7.000 sampai Rp7.500 per kg, dari harga normal Rp15 ribu. Harga cabai di tingkat petani terus menurun hingga Rp4.000 per kg karena harga cabai selalu naik dan turun.
"Harga cabai yang berkisar Rp4.000 sampai Rp7.000 per kg hanya mampu untuk menutupi kebutuhan pupuk karena setiap kali panen selalu saya belikan pupuk," katanya.
Petani lainnya, Suyani mengatakan untuk mengurangi dampak kekeringan yang ada, para petani terpaksa membeli air bersih dari pihak swasta seharga Rp60 ribu untuk satu jam peyiraman air atau membeli dari tangki air bersih seharga Rp120 ribu per tangki berkapasitas lima ribu liter air.
"Kami harus mengeluarkan biaya tambahan, tapi di sisi lain harga cabai ditingkat petani anjlok," kata Suyani.(exe/ist)