Minggu, 20 Agustus 2017 12:16 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Seorang penasihat Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mengatakan perang selama enam tahun hampir berakhir saat negara-negara asing mengurangi dukungan terhadap pejuang.
Ia juga bersumpah pemerintah Suriah akan menghadapi setiap kekuatan "tidak sah", apakah itu Turki atau Amerika.
Bouthaina Shaaban mengatakan fakta bahwa Suriah mengadakan Pameran Internasional Damaskus untuk pertama kalinya dalam situasi perang mengirim sebuah pesan bahwa perang telah berakhir.
"Kita berada di awal jalan menuju rekonstruksi," katanyas seperti disitir dari Middle East Monitor, Sabtu (19/08/2017).
Dengan bantuan kekuatan udara Rusia dan milisi yang didukung oleh Iran, Damaskus telah menopang pemerintahannya di sebagian besar wilayah barat negara itu. Sekarang, berbaris ke timur menuju daerah Deir al-Zor di dekat perbatasan Irak.
"Perang yang telah menewaskan ratusan ribu orang, telah mencapai tahap kedua dari belakang karena kekuatan asing yang mendukung pemberontak mengubah kebijakan mereka," kata Shaaban.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah mengakhiri dukungan CIA kepada kelompok pejuang yang berperang untuk menggulingkan Assad.
Turki, yang lama menjadi pendukung utama pejuang, juga mengalihkan prioritasnya dari mengusir Assad, berusaha memperbaiki hubungan dengan Rusia dan mengekang ekspansi Kurdi di dekat perbatasannya.
"Sama seperti kita mengalahkan terorisme, kita akan melawan kehadiran tidak sah di tanah kita, entah itu AS atau Turki. Dan inilah tantangan yang akan kita hadapi pada saat yang tepat dengan cara yang benar," kata Shaaban.
Pasukan AS yang berbasis di Suriah utara membantu milisi pimpinan Kurdi mendorong militan ISIS keluar dari kota Raqqa.
Washington juga memiliki sebuah garnisun di gurun tenggara Suriah, dekat sebuah jalan raya strategis yang melintasi perbatasan dengan Irak, untuk melatih pejuang lokal untuk berperang melawan ISIS.
Shaaban mengatakan pekan ini pameran perdagangan Damaskus dan partisipasi regional membuktikan "titik balik telah dicapai" dalam konflik, pergeseran tentara Suriah dan pasukan sekutu memaksakan sejak mereka merebut kota Aleppo akhir tahun lalu.
Perang Suriah, yang dipicu aksi kekerasan setelah demonstrasi massa melawan peraturan Assad pada tahun 2011, telah membuat lebih dari 11 juta orang kehilangan tempat tinggal dan memicu krisis pengungsi global.(exe/ist)