Senin, 07 Agustus 2017 10:31 WIB

Masyarakat Diimbau Tak Menggandrungi Produk Impor

Editor : Rajaman
Hermanto (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Anggota Komisi IV DPR Hermanto meminta masyarakat agar tidak menggandrungi produk-produk impor. Sebab, hal itu akan menguras devisa dan berpotensi meningkatkan utang negara.

"Kalau kita berhutang, apalagi hutangnya besar, maka kita akan didikte oleh negara pemberi utang. Dikte oleh asing tersebut akan memperlemah sendi-sendi kehidupan bernegara", kata Hermanto, Senin (7/8/2017).

"Belilah produk-produk dalam negeri. Sendi-sendi kehidupan bernegara akan kuat sehingga kita tidak bisa didikte negara lain," tambahnya.

Dia pun memaparkan, PUPM merupakan program pemerintah dalam upaya mengatasi gejolak harga pangan.

"Gejolak harga pangan merugikan petani sebagai produsen dan juga masyarakat yang menjadi konsumen," terangnya.

Program PUPM dimulai tahun 2016 berupa pemberian dana kepada setiap gabungan kelompok tani (gapoktan) pelaksana program. Dari dana tersebut ada alokasi untuk membeli bahan kebutuhan pokok langsung dari petani/Bulog dan alokasi untuk operasional gapoktan.

Bahan kebutuhan pokok yang dibeli tersebut kemudian dijual langsung ke konsumen melalui Toko Tani Indonesia (TTI) yang bermitra dengan gapoktan.

PUPM dilanjutkan di tahun 2017 dengan pemberian dana operasional kepada dua gapoktan di Padang yaitu Gapoktan Harapan Bersama dan Gapoktan Inbis Sejahtera.  Hermanto bersama Kepala Dinas Pangan Kota Padang Zalbadri menyerahkan secara simbolis bantuan dana kepada kedua gapoktan tersebut.

"Program PUPM membuat rantai pasar pangan menjadi lebih pendek. Petani mendapat keuntungan sementara masyarakat konsumen mendapat harga yang lebih murah dibandingkan harga pasar," jelasnya.

Program PUPM, lanjut Hermanto, juga merupakan upaya menjaga stok pangan agar tidak terjadi kelangkaan. "Kalau langka maka akan masuk produk impor. Kalau impor maka hutang negara akan meningkat," tuturnya.

"Jadi program PUPM merupakan salahsatu upaya untuk mengurangi hutang negara," pungkasnya.


0 Komentar