Kamis, 03 Agustus 2017 12:14 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Pelaksana Harian Gubernur (PLH) Saefullah, turut berkomentar terkait tunggakan sewa penghuni rumah susun (rusun) yang mencapai Rp 32 milliar.
"Hidup ini tidak bisa semua gratis. Orang hidup harus kerja. Yang dirumah susun harus kerja. Ini sudah murah sekali," kata Saefullah di Balaikota DKI, Kamis (4/8/2017).
Sekretaris Daerah DKI ini bahkan mengaku sudah melakukan survei ke rusun dan 93 persen penghuninya sudah memasuki usia produktif sehingga masih dapat membayar rusun yang menurut Saefullah terbilang murah.
"300 ribu ada kelas-kelasnya. Kalau dia ngerokok satu bungkus Rp 22 ribu. 10 hari Rp 660 ribu lebih. Rokoknya dikurangin. Saya tidak setuju kalau dihapus (biaya sewa) ini konsekuensi perjuangan hidup," ungkapnya.
"Tetap tagih, cicil beritikad baik. Kalau niat tidak bayar tidak baik. Tunggakan dari 2013. Kita buka habis," tambah Saefullah.
Diwartakan sebelumnya, penghuni di 23 rumah susun di Jakarta diketahui menunggak pembayaran sewa. Menurut catatan Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman, tunggakan ini telah menembus Rp 32 miliar sejak Januari-Juni 2017.
Dari temuan di lapangan, besarnya tunggakan ini ditengarai oleh kesulitan yang dihadapi para penghuni yang tak memiliki pekerjaan tetap, atau penghuni yang telah berpenghasilan tetap, namun memiliki pengeluaran yang tak sebanding. Selain itu, ada juga beberapa penghuni juga memiliki penghasilan yang hanya cukup memenuhi kebutuhan pokok harian.
"Pemerintah akan mengeluarkan surat peringatan I dan II sebelum dilakukan penyegelan," kata Kepala Bidang Pembinaan, Penertiban dan Peran Serta Masyarakat dari Dinas Perumahan Rakyat dan Pemukiman DKI Jakarta, Meli Budiastuti, Senin (31/7/2017).