Senin, 31 Juli 2017 19:31 WIB
JAMBI, Tigapilarnews.com - Habitat Harimau Sumatera (Panthrea tigris sumatrae) sangat penting diperhatikan untuk menghindarkan spesies tersebut dari konflik di luar kawasan habitatnya, kata Direktur Konservasi Keanekaragaman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Hayati Bambang Dahono Adji.
Dalam peringatan hari harimau sedunia/Global Tiger Day 2017 di Provinsi Jambi, Minggu, Bambang mengatakan tempat tinggal (habitat) Harimau Sumatera menjadi sangat penting untuk keberlangsungan satwa dilindungi itu.
"Kita harus memperhatikan habitatnya, jika tidak diperhatikan maka apapun itu pasti akan keluar sehingga terjadi konflik antara satwa dan manusia," katanya.
KLHK kata Bambang, memiliki strategi meningkatkan upaya konservasi dan penyelamatan satwa liar dari di habitatnya dengan metode-metode terpercaya.
"Habitat untuk tanamannya, makannya, tempat tinggalnya harus terpenuhi, seperti di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh ada habitat rumput supaya Rusa bisa masuk, dan nanti harimau bisa makan Rusa di dalam kawasan, artinya ada rantai makanan di situ," katanya menjelaskan. Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) katanya menjelaskan, merupakan satu dari 25 spesies di Indonesia yang terancam punah yang ditargetkan populasinya akan meningkat sebesar 10 persen.
"Evaluasi yang kita lakukan memang kondisi populasi Harimau Sumatera memang meningkat, tapi konfliknya juga meningkat," katanya.
Saat ini menurutnya populasi Harimau Sumatera mencapai 600 ekor atau mengalami peningkatan dari sebelumnya 400 ekor.
Selain itu untuk meningkatkan populasi harimau sumatera saat ini kata Bambang, dilakukan melalui cara pelestarian harimau di habitat aslinya dan di luar habibat aslinya.
"Pelestarian harimau di luar habitat aslinya telah diwajibkan pula pada kebun binatang untuk melakukan pengembangbiakan (breeding)," katanya.
Selanjutnya harimau hasil breeding tersebut nantinya dapat dilepasliarkan di hutan konservasi supaya dapat berkembang biak, sehingga target peningkatan populasi akan terpenuhi.
"Dan itu berhasil, karena di Taman Safari Indonesia itu sudah berkembang biak, tapi keberhasilan di kebun binatang itu perlu hati-hati juga karena khawatir terjadi inbreeding," katanya menambahkan.
sumber: antara